SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Junior (Tier 2 Capital) Global Bond atau Obligasi Subordinasi PT.Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk meraih banyak peminat dari investor global. Hal tersebut tampak berdasarkan penjajakan pasar atau roadshow di Singapura dan Hongkong yang dilakukan Bank BTN bersama tiga Joint Lead Manager (JLM) antara lain HSBC, Citigroup, dan Standard Chartered, bahwa Penerbitan Junior (Tier 2 Capital) Global Bond BTN mendapat oversubscribed (kelebihan permintaan) hampir 12,3 kali.
Seperti diketahui, awal pekan ini, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk telah menggelar roadshow dalam rangka penjualan Junior (Tier 2 Capital) Global Bond atau Obligasi Subordinasi. Dengan kata lain, Bank BTN meraih kelebihan permintaan hingga 12,3 kali, sehingga dari target perolehan dana hasil penerbitan Global Bond sebesar USD 300 juta, permintaan yang masuk mencapai sekitar USD 3,6 miliar. Adapun peminat Junior (Tier 2 Capital) Global Bond BTN mayoritas berasal dari Asia dan di atas 85 persen adalah Fund Manager atau Asset Management, sementara sisanya perusahaan asuransi dan perbankan.
“Investor global sangat tertarik untuk melakukan investasi di Indonesia. Ini terbukti pada saat kami menawarkan Global Bond yang baru pertama kali kita terbitkan memperoleh sambutan yang sangat baik bahkan mencapai 12,3 kali lipat dibandingkan dengan rencana size yang kami terbitkan, ” kata Direktur Utama Bank BTN, Pahala N. Mansury di Jakarta, Kamis (16/1).
Tingginya permintaan dari para investor global, lanjut Pahala disebabkan kondisi ekonomi Indonesia yang dinilai stabil. Disamping beberapa faktor lain yang mendukung seperti kondisi makro ekonomi global yang membaik menyusul kesepakatan Amerika Serikat dan China mengenai perdagangan kedua negara.
Dan faktor lain yang menarik yakni Bank BTN fokus pada sektor perumahan, KPR khususnya. Dengan jumlah backlog perumahan yang besar, tentu menjadi pasar yang menarik. Di samping laporan keuangan BTN yang terus terjaga.
“Jadi, tujuan penerbitan Junior (Tier 2 Capital) Global Bond BTN ini adalah untuk memperkuat modal, mengantisipasi pertumbuhan di masa datang,” ungkap Pahala.
Sedangkan Direktur Keuangan Bank BTN, Nixon LP Napitupulu menegaskan bahwa dari hasil pricing yang ditentukan 15 Januari lalu, Junior (Tier 2 Capital) Global Bond (dengan tenor 5 tahun, red) memberikan kupon fixed sebesar 4,2 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan indikasi kupon yang diberikan yaitu 285-310 bps over US Treasury tenor 5 tahun yang digunakan sebagai acuan. Final pricing 4,2 persen hanya 260 bps di atas instrumen acuan.
“Dengan tambahan dana segar dari Junior (Tier 2 Capital) Global Bond dan pinjaman subordinasi dari institusi lainnya , maka rasio kecukupan modal kami akan terus menguat, kurang lebih akan menjadi 17% per Januari 2020 lebih tinggi dari posisi September 2019 yang sebesar 16,88%,” papar Nixon.
Peningkatan rasio kecukupan modal atau Capital Adequate Ratio sesuai dengan target CAR BTN di level 17-19%, mendorong penyaluran kredit Bank BTN tahun ini yang ditargetkan kurang lebih 10%. Dan dengan adanya tambahan dana yang berjangka panjang tersebut, BTN dapat mengimplementasikan PSAK 71/IFRS9 yang mensyaratkan BTN meningkatkan pencadangan, menghadapi tantangan likuiditas, memitigasi maturity mismatch dan secara konsisten menjaga pertumbuhan bisnis Bank BTN dengan kontribusi penyaluran kredit properti di atas 65% terhadap realisasi Program Sejuta Rumah.(BTP)