SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Indonesia sebagai negara koordinator Perundingan Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) mendorong negara ASEAN untuk mempercepat proses ratifikasiperundingan tersebut. Tujuannya agar RCEP dapat diimplementasikan pada awal 2022. Hal ini disampaikan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pada pertemuan hari kedua ASEAN Economic Minister ke-53 secara virtual pada Kamis (09/09/2021).
“Kami menyambut penyelesaian ratifikasi oleh Singapura dan Thailand, dan mendorong negara ASEAN lainnya untuk mempercepat internal domestik ratifikasi untuk memastikan target implementasi RCEP pada awal 2022 dapat tercapai,”ujar Mendag.
Pertemuan mencatat status ratifikasi masing-masing negara anggota ASEAN. Saat ini Indonesia sudah memasuki tahap pembahasan ratifikasi bersama Parlemen. Selain itu, pertemuan juga mencatat perkembangan persiapan yang telah dilakukan Sekretariat ASEAN dan Interim RCEP Joint Committee dalam mempersiapkan implementasi Persetujuan RCEP. Agenda lain yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah Priority Economic Deliverables (PEDs) Brunei Darussalam sebagai Ketua ASEAN 2021 dan sejumlah isu lainnya terkait inisiatif dalam mewujudkan integrasi ekonomi di ASEAN.
Mendag mengungkapkan, para menteri berharap implementasi PEDs dapat berkontribusi terhadap program pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19. Dalam agenda ini dibahas juga non-tarif measures(NTMs) Cost Effectiveness Toolkit.
“Indonesia mendukung implementasi seluruh prioritas ekonomi Brunei Darussalam dibidang integrasi ekonomi ASEAN di masa keketuaannya. Prioritas tersebut diantaranya ASEAN Investment Facilitation Framework (AIFF),Work Plan on the Implementation of the ASEAN Agreementon Electronic Commerce 2021—2025, peluncuran negosiasi FTA ASEAN-Kanada serta Framework for Circular Economy for the AEC,” jelas Mendag.
Pada pertemuan, Mendag turut mengangkat perlunya perhatian ASEAN terhadap masalah perdagangan yang diakibatkan tingginya biaya logistik dikawasan. Hal ini sejalan dengan laporan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (Organisation for Economic Co-operation and Development/OECD) mengenai Competition Assessment and Competitive Neutrality on the Logistic Sector in ASEAN. Laporan tersebut merupakan laporan yang dapat meningkatkan daya saing ASEAN di sektor logistik.
Disela pertemuan, Mendag melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura. Pada pertemuan ini dibahaa isu-isu terkait penanganan Covid-19 di Indonesia, biaya logistik dan transit di Singapura, isu Myanmar di ASEAN serta isu sustainable cooperation yang diantaranya membahas isu carbon impact exchange (CIE) dan green technology. (RF).