SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI-P, TB Hasanuddin, menyoroti kekosongan posisi Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS) yang telah berlangsung hampir dua tahun. Menurutnya, hal ini berpotensi mengganggu kelancaran komunikasi dan hubungan strategis antara kedua negara.
Hubungan Politik dan Ekonomi Terganggu
TB Hasanuddin menegaskan bahwa Amerika Serikat merupakan negara besar dengan hubungan politik yang sangat penting bagi Indonesia. Ketiadaan Dubes membuat komunikasi bilateral menjadi tidak optimal.
“Amerika sebagai negara besar memiliki hubungan politik yang cukup strategis. Kekosongan posisi Dubes ini tentu akan berpengaruh terhadap hubungan politik kita,” ujar TB Hasanuddin.
Selain urusan politik, ia juga menyoroti dampaknya terhadap sektor ekonomi, terutama saat Indonesia harus mengirimkan delegasi khusus untuk merespons kebijakan tarif impor baru yang diumumkan oleh Presiden AS saat itu, Donald Trump.
“Termasuk juga urusan ekonomi seperti kejadian sekarang ini. Kita jadi harus kirim delegasi sendiri, dan ini tidak bagus menurut hemat saya,” tambahnya.
Kekhawatiran akan Citra dan Sikap Diplomatik
Lebih jauh, TB Hasanuddin menilai bahwa kekosongan ini dapat menimbulkan kesan negatif terhadap sikap diplomatik Indonesia di mata AS.
“Kurang bagus. Seolah-olah kita kurang memberi perhatian, atau bahkan kurang menghormati Amerika sebagai negara besar. Ini bisa dianggap kurang respect,” ucapnya.
Ia juga menyayangkan penarikan Dubes sebelumnya yang dilakukan di masa transisi pemerintahan, tanpa segera menunjuk pengganti.
“Kalau seperti ini kan jadi ngambang. Tidak bagus dan image terhadap negeri kita juga jadi ikut tidak bagus,” tegasnya.
Riwayat Kekosongan Posisi Dubes
Posisi Dubes Indonesia untuk AS kosong sejak 17 Juli 2023, setelah Rosan Roeslani menyelesaikan masa tugasnya dan diangkat sebagai Wakil Menteri BUMN oleh Presiden Joko Widodo. Sejak saat itu, belum ada pengganti resmi yang ditunjuk, baik oleh Presiden Jokowi maupun Presiden Prabowo Subianto yang telah menjabat sejak 20 Oktober 2024.
Harapan untuk Pemerintahan Baru
TB Hasanuddin berharap pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo segera menunjuk nama yang tepat untuk menduduki posisi strategis ini.
“Jangan sampai begini. Harusnya kalau memang belum siap, jangan ditarik dulu di masa peralihan. Sekarang malah jadi repot sendiri,” tutupnya.
(Anton)