SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Presiden Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, memanggil Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, ke kediamannya di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat malam. Pertemuan ini berlangsung setelah kunjungan Presiden ke-7 RI, Joko Widodo, di lokasi yang sama.
Dasco mengungkapkan bahwa pertemuannya dengan Prabowo fokus pada persiapan konsolidasi partai menjelang ulang tahun Gerindra pada Februari 2025.
Fokus Konsolidasi Internal
Dasco menegaskan pentingnya membahas rencana konsolidasi partai yang belum sempat dilakukan setelah Prabowo menjabat sebagai presiden.
“Kami membahas banyak hal, terutama soal konsolidasi partai. Selama Pak Prabowo menjadi presiden, kita belum sempat mengadakan pertemuan internal yang terarah, sementara bulan Februari sudah semakin dekat,” ujar Dasco.
Selain itu, diskusi juga mencakup tata kelola administrasi untuk mendukung masa kepengurusan partai ke depan.
“Tadi kami banyak berbicara soal pengelolaan internal partai, bagaimana tata kelola administrasi dan strategi partai dijalankan secara efisien di tengah kesibukan Pak Prabowo sebagai presiden,” tambahnya.
Nostalgia di Istana
Dasco menjelaskan bahwa pertemuan antara Prabowo dan Jokowi sebelumnya lebih bersifat santai, dengan fokus pada nostalgia tentang Istana Negara.
“Pertemuan Pak Prabowo dengan Pak Jokowi tadi lebih banyak nostalgia. Mereka bercerita tentang Istana—perubahan tata ruang, barang-barang yang dipindah, dan ruangan favorit Pak Prabowo. Nggak ada pembahasan politik secara spesifik,” jelas Dasco.
Tawaran untuk Jokowi
Ketika ditanya soal kemungkinan Jokowi bergabung dengan Gerindra, Dasco menyebut partainya sangat terbuka untuk hal tersebut.
“Kami sudah siapkan kursi bila Pak Jokowi ingin bergabung dengan Gerindra. Tapi kan belum tahu, apakah beliau mau masuk atau punya rencana lain,” pungkasnya.
Langkah ini mencerminkan fleksibilitas Gerindra dalam merangkul berbagai pihak, termasuk figur politik besar seperti Jokowi, untuk memperkuat posisi partai dalam dinamika politik nasional.
(Anton)