SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menghadiri peluncuran policy brief yang diselenggarakan oleh Badan Riset dan Inovasi Strategis (BRAINS), sebuah lembaga kajian yang berada di bawah naungan Partai Demokrat. Dalam kesempatan itu, AHY menegaskan pentingnya peran BRAINS dalam melahirkan gagasan dan pemikiran strategis yang dapat menjadi referensi bagi pemerintahan maupun parlemen.
“Yang kita harapkan juga bisa terus menghadirkan bukan hanya gagasan-gagasan, tapi juga pemikiran-pemikiran strategis berupa rekomendasi kebijakan yang bisa digunakan sebagai salah satu pertimbangan bahkan referensi bagi pemerintahan maupun parlemen,”
AHY menekankan bahwa Partai Demokrat mengedepankan intelektualitas sebagai jembatan untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat di tingkat legislatif dan eksekutif.
“Kami meyakini Partai Demokrat sebagai salah satu partai juga mengedepankan intelektualitas. Ini juga bisa menjadi penyambung yang baik antara apa yang menjadi aspirasi masyarakat luas dan untuk bisa diperjuangkan di tataran eksekutif maupun legislatif,”
Dalam peluncuran perdana tersebut, BRAINS mengangkat tema diskusi “Tarif Trump 2.0 & Fragmentasi Politik Global: Merespons Ketidakpastian, Memperkuat Kepemimpinan Indonesia”. AHY menyatakan bahwa partainya tidak hanya fokus pada isu dalam negeri, tetapi juga penting memahami dinamika global yang dapat memengaruhi arah kebijakan nasional.
“Kita harus terus hadir dengan gagasan, termasuk wawasan internasional. Hari ini kita membahas tentang dampak dari kebijakan Tarif Trump 2.0 misalnya, dan juga fragmentasi ekonomi-politik yang terjadi di dunia saat ini,”
AHY juga membagikan pengalamannya saat menjadi pembicara dalam forum internasional di Tiongkok dan Amerika Serikat. Ia menyuarakan pentingnya menjaga posisi strategis Indonesia dan Asia Tenggara dalam pertumbuhan ekonomi global yang adil dan berkelanjutan.
“Saya menyuarakan bagaimana Indonesia sekaligus Asia Tenggara bisa tetap relevan dan menjadi salah satu champions untuk menghadirkan pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan tetapi juga berkelanjutan,”
AHY turut menyoroti tantangan ekonomi domestik, khususnya terkait pendapatan per kapita Indonesia yang masih berada di kisaran USD 4.800. Ia menilai angka tersebut masih jauh dari target sebagai negara berpendapatan tinggi yang minimal berada di kisaran USD 14.000.
“Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini sebagai negara kategori middle income karena pendapatan per kapita kita masih kurang sedikit dari USD 5.000. Tapi kita punya peluang besar, asal bisa mengelola potensi yang kita miliki,”
Ia menegaskan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam strategis, mulai dari nikel sebagai produsen nomor satu dunia, pangan nomor dua, hingga bauksit nomor lima. Komoditas ini disebut sebagai critical mineral yang menjadi kunci pertumbuhan ekonomi masa depan.
“Itulah mengapa Presiden Prabowo Subianto benar-benar serius untuk menegaskan program hilirisasi. Tidak bisa kita hanya menjual mentah. Negara pembeli yang justru mendapat nilai tambah karena memiliki teknologi pengolahan. Ini saatnya Indonesia memimpin transformasi ekonomi,”
Dengan peluncuran BRAINS, Partai Demokrat berharap dapat terus memberikan kontribusi nyata melalui ide dan strategi kebijakan yang relevan, adaptif, dan berorientasi pada masa depan bangsa.
(Anton)