SUARAINDONEWS.COM, Kulon Progo — GKR Hemas menegaskan pentingnya pembangunan desa yang tidak hanya bertumpu pada aspek ekonomi, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan, pelestarian budaya, dan kearifan lokal. Ia menyebut bahwa program Desa Mandiri Budaya harus menjadi instrumen nyata dalam menjawab tantangan pembangunan berbasis identitas lokal.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah RI dalam kegiatan Sapa Aruh yang mengusung tema “Meningkatkan Desa Mandiri Budaya dan Penguatan Sektor Pertanian” di Kalurahan Triharjo, Kabupaten Kulon Progo, Selasa (29/7).
“Pembangunan tidak boleh semata-mata terfokus pada aspek ekonomi, tetapi juga harus berpijak pada kearifan lokal, ketahanan pangan, dan identitas budaya,” tegas GKR Hemas.
Dalam sesi dialog, masyarakat yang hadir menyampaikan aspirasi dan keluhannya mulai dari masalah air, pertanian, infrastruktur, kepemudaan dan PKK. Salah satu aspirasi datang dari Kastoyo, perwakilan Kelompok Tani yang mengharapkan bantuan alat pertanian. ”Kami baru punya traktor satu, sehingga ketika musim panen dan tanam harus sewa traktor, dan kalau bisa dibantu pengadaan bibit-bibit,” ujarnya.
Sebelumnya, GKR Hemas juga memberikan sambutan dalam Program Pemuda Bersinar (Bersih Narkoba) yang diselenggarakan oleh BK3S DIY di Balai Kalurahan Wahyuharjo, Kabupaten Kulon Progo. Program ini merupakan bagian dari strategi pencegahan penyalahgunaan narkoba yang menyasar generasi muda, terutama di tingkat desa.
Dalam sambutannya, GKR Hemas menyampaikan bahwa generasi muda merupakan aset bangsa yang harus dijaga dari pengaruh negatif, apalagi di tengah peredaran narkotika yang semakin masif. “Kita harus mengantisipasi narkoba tidak masuk ke warga dan sekolah, kita harus cepat, karena kita baru membuat program tapi bandar narkoba sudah mencoba cara baru memasarkan,” ucapnya.
GKR Hemas juga menyoroti data peningkatan prevalensi penyalahgunaan narkoba pada kelompok usia muda yang menjadi peringatan serius bagi semua pihak. Oleh karena itu, GKR Hemas mendorong kerja kolaboratif antara masyarakat, keluarga, lembaga sosial, dan pemerintah dalam menciptakan ruang lingkup yang aman dan sehat bagi pemuda. Menurutnya, desa tidak hanya menjadi pusat interaksi sosial, tetapi juga benteng moral dan integritas generasi muda di tengah pesatnya arus modernisasi dan tantangan sosial.
Dalam kedua kegiatan tersebut turut hadir Gusti Kanjeng Bendara Raden Ayu Adipati (GKBRAA) Paku Alam serta Wakil Bupati Kulon Progo Ambar Purwoko yang turut memberikan dukungan atas penguatan budaya di tingkat desa. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya GKR Hemas dalam menyerap aspirasi masyarakat secara langsung, serta mendorong penguatan nilai-nilai budaya dan perlindungan generasi muda dari bahaya narkoba.
(Anton)