SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI telah menerbitkan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) Vaksin IndoVac produksi BUMN Farmasi PT Bio Farma untuk penggunaan dosis penguat atau booster.
“EUA vaksin booster IndoVac sudah saya setujui kemarin, Kamis (3/11/2022), dan sudah bisa dikeluarkan,” kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito dalam konferensi pers Penerbitan EUA Vaksin Primer InaVac di Jakarta, Jumat (4/11/2022).
Dengan diterbitkannya EUA booster IndoVac, maka seluruh produk vaksin dosis penguat berplatform subunit protein itu sudah bisa digunakan oleh masyarakat.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir menyatakan kesiapan pihaknya memproduksi 20 juta dosis vaksin IndoVac, untuk tahap awal. Jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis per tahun pada 2023 dengan penambahan fasilitas produksi.
Selanjutnya, kapasitas produksi bisa dinaikkan lagi menjadi 100 juta dosis per tahun pada 2024, tergantung pada kebutuhan dan permintaan.
Bio Farma telah memproduksi vaksin IndoVac untuk kebutuhan dalam dan luar negeri usai peluncuran Vaksin tersebut oleh Presiden RI Joko Widodo pada 13 Oktober 2022.
Untuk kebutuhan dalam negeri, Bio Farma menyerahkan seluruh mekanismenya kepada Kementerian Kesehatan, berapapun kebutuhannya, Bio Farma akan siap mendukung.
Dari sisi izin edar, setelah mengantongi EUA untuk vaksinasi primer, Bio Farma telah selesai melaksanakan tahapan Uji Klinis untuk booster dewasa dan telah menyerahkan laporan kepada BPOM RI.
Untuk kebutuhan ekspor, Bio Farma dalam proses pengajuan EUL (Emergency Use Listing) kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Dengan EUL tersebut, Bio Farma akan dapat memenuhi permintaan internasional untuk vaksin Covid-19.
Omicron XBB
Sementara itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan jumlah kumulatif kasus mutasi SARS-CoV-2 Omicron subvarian XBB dan XBB.1 di Indonesia bertambah menjadi 12 kasus.
Adapun lima kasus ditemukan di DKI Jakarta, empat kasus di Sumatera Utara, dan tiga lainnya di Jawa Timur, Lampung, dan Kalimantan Barat.
Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril merinci dari 12 kasus tersebut dua kasus merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dari Singapura. Sementara 10 kasus lainnya merupakan transmisi lokal.
“Varian baru ini yakni XBB dan XBB.1 per hari kemarin ada 12 orang. Dari 12 ini dua perjalanan luar negeri dari Singapura dan 10 transmisi lokal,” kata Syahril dalam konferensi pers, Jumat (4/11/2022).
Kendati demikian, Syaril mengatakan gejala yang dialami 12 pasien itu tergolong ringan. Hal itu lantaran sifat Covid-19 subvarian XBB yang memiliki tingkat keparahan rendah.
“Dari 12 ini tidak ada yang berat. Isolasi mandiri kalaupun dirawat hanya beberapa hari dan sembuh. Karakteristik sub varian baru dari covid ini selalu tingkat keparahannya tidak seberat dari yang sebelumnya,” ujarnya.
Ia menambahkan, angka kematian dan hospitaliti juga masih belum terlalu tinggi.
“Bahwasanya walaupun ada varian baru tapi tingkat kegawatan tidak berat. Yang masuk rumah sakit tidak terlalu banyak dan yang meninggal juga begitu,” katanya.
Lebih lanjut, Syahril mengatakan bahwa sebanyak 28 negara telah melaporkan kasus mutasi SARS-CoV-2 Omicron subvarian XBB. Namun, mayoritas angka kasus telah menurun.
Singapura misalnya, pernah melaporkan kasus sebanyak 1800 ribu per hari, kini hanya enam ribu.
“Cepat naiknya tapi juga cepat turun. Mudah-mudahan kita begitu naiknya lambat tapi turunnya cepat,” ujarnya. (wwa)