SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Siapa sangka, perusahaan taksi yang dulu identik dengan warna biru dan argo, kini juga identik dengan pohon mangrove dan emisi karbon yang berkurang? Di usia ke-53, PT Blue Bird Tbk seolah ingin bilang ke publik: “Kami tidak hanya jalan, tapi juga berpikir ke depan.” Melalui kampanye Sustainabili‑Tree, Bluebird menanam 530 bibit pohon mangrove—bukan sekadar angka simbolik, tapi buah dari gotong royong antara pelanggan, pengemudi, dan masyarakat yang peduli pada lingkungan.
Program ini berkolaborasi dengan Benih Baik dan melibatkan berbagai pihak, termasuk pelanggan yang setia naik Cititrans saat ke bandara, pengemudi yang sabar di tengah kemacetan, hingga pengguna aplikasi MyBluebird yang mau menukar EZPoint-nya bukan untuk potongan harga, tapi demi oksigen masa depan. Hasilnya? Lebih dari 110 juta rupiah terkumpul dan dikonversi jadi 530 bibit pohon mangrove. Jika semuanya tumbuh dengan baik, pohon-pohon ini bisa menyerap hingga 13,25 ton CO₂ per tahun. Lumayan kan, buat bantu “napas” kota besar yang makin sesak?
Direktur Utama PT Blue Bird Tbk, Adrianto (Andre) Djokosoetono, menjelaskan dengan penuh semangat bahwa setiap perjalanan—bahkan yang cuma 5 kilometer karena malas jalan kaki—pun bisa berarti besar bila dilakukan dengan semangat kolektif. Sustainabili-Tree disebutnya sebagai simbol kepedulian bersama, bahwa menjaga bumi itu bukan kerjaan pahlawan super, tapi kerja bareng semua orang, bahkan yang cuma buka aplikasi dan klik “donasi”.
Dan tentu saja, program ini bukan aksi satu malam seperti konser dadakan. Sustainabili‑Tree adalah bagian dari visi besar yang dinamai **BlueSky 50:30**—alias misi ambisius Bluebird untuk memangkas emisi dan limbah hingga 50% pada tahun 2030. Bukan mimpi siang bolong, karena langkahnya sudah dimulai sejak lama, bahkan sebelum istilah “net zero” jadi tren di media sosial.
Bluebird menjadi salah satu pionir dalam penggunaan kendaraan listrik untuk layanan transportasi umum di Indonesia. Sejak 2019, armada mereka mulai dilengkapi dengan mobil listrik, dari BYD e6 hingga Hyundai Ioniq 5, bahkan Tesla Model X untuk penumpang yang ingin gaya. Hingga akhir 2024, lebih dari 300 unit armada listrik beroperasi di Jakarta, Bali, Medan, Semarang, dan Balikpapan. Efeknya? Pengurangan lebih dari 6.500 ton emisi CO₂. Itu setara dengan menanam puluhan ribu pohon, atau… mematikan AC selama 1.000 tahun—tapi mari kita tidak lakukan itu.
Bukan cuma armada, atap kantor pun ikut disulap jadi tempat penyerap energi bersih. Di kantor cabang Bali, Bluebird memasang panel surya berkapasitas 215,6 kWp. Panel ini menghasilkan listrik cukup untuk operasional sekaligus mengurangi sekitar 2.000 ton CO₂ per tahun. Panel serupa juga dipasang di Jakarta. Di sana, penggunaan listrik diatur cerdas dengan sistem timer untuk lampu dan AC. Jadi kalau lampu mati sendiri pas malam, bukan rumahnya angker—itu teknologi efisiensi energi.
Dalam urusan keuangan, Bluebird juga tidak mau ketinggalan gaya. Bekerja sama dengan HSBC Indonesia, mereka mendapatkan green loan senilai Rp350 miliar, di mana Rp50 miliarnya secara khusus digunakan untuk pengembangan armada listrik. Jadi selain argo jalan, nilai investasi hijau pun ikut melaju.
Bluebird juga sangat serius soal sampah. Sejak 2015, mereka mengurangi plastik sekali pakai di semua fasilitas operasionalnya. Pemeriksaan emisi kendaraan dilakukan rutin dua kali setahun. Semua itu menghasilkan total pengurangan emisi karbon lebih dari 196.000 ton hingga akhir 2024. Bayangkan, 196.000 ton! Kalau diubah jadi berat durian, itu bisa buat hajatan seluruh RT selama lima generasi.
Tak hanya soal lingkungan, Bluebird juga punya jejak sosial yang cukup panjang. Dana CSR/PKBL sebesar Rp8,45 miliar disalurkan pada 2023. Sebanyak Rp3,5 miliar di antaranya diberikan dalam bentuk beasiswa kepada lebih dari 1.200 penerima. Program ini sudah ada sejak 1997, dan sejak 2016 juga ada program Kartini Bluebird yang fokus memberdayakan perempuan. Jadi kalau dulu orang tua bilang, “Kalau gede nanti jadi sopir Bluebird aja,” kini itu jadi cita-cita yang bisa menyelamatkan bumi juga.
Dengan semua pencapaian itu, tak heran kalau Bluebird diganjar berbagai penghargaan, mulai dari Top Digital Innovation Award, PPKM Award 2023, hingga Indonesia Best Business Transformation 2023. Bukan hanya jadi legenda transportasi, tapi juga role model dalam transformasi hijau.
Penanaman 530 pohon mangrove hari ini hanyalah permulaan. Seperti kata Andre Djokosoetono, “Mobilitas dan keberlanjutan berjalan beriringan. Aksi kecil bersama bisa berdampak besar.” Sementara Greeny Dewayanti dari Benih Baik menambahkan, “Penanaman ini memberi manfaat bukan hanya untuk kita, tapi untuk anak cucu kita.” Harapan ini disemai dalam bentuk bibit mangrove, tapi dampaknya bisa terasa hingga generasi selanjutnya.
Bluebird telah membuktikan bahwa mereka tidak hanya bisa mengantarkan penumpang dengan selamat sampai tujuan, tapi juga ikut mengantarkan bumi ke masa depan yang lebih hijau, lebih bersih, dan tentu saja lebih bernapas lega.
Kalau mau ikut kontribusi, kamu bisa mulai dari hal kecil—seperti tidak buang plastik sembarangan, naik kendaraan umum, atau ya… klik donasi bibit pohon dari ponselmu. Karena perubahan besar, dimulai dari langkah kecil. Kadang cukup dari jok belakang taksi Bluebird.
(Anton)