SUARAINDONEWS.COM, Jakarta — Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti, memaparkan berbagai capaian dan terobosan yang telah dilakukan dalam 100 hari masa kerjanya. Dalam Rapat Kerja bersama Komisi X DPR RI, ia menjelaskan enam program prioritas yang menjadi pilar kebijakannya.
Program prioritas tersebut meliputi:
1. Penguatan pendidikan karakter,
2. Wajib belajar 13 tahun dan pemerataan kesempatan pendidikan,
3. Peningkatan kualifikasi, kompetensi, dan kesejahteraan guru,
4. Pengembangan talenta dan prestasi siswa,
5. Pemenuhan dan perbaikan sarana prasarana pendidikan, dan
6. Pembangunan kebahasaan dan kesastraan.
Fokus pada Guru dan Kesejahteraan
Dalam bidang pengelolaan guru dan tenaga kependidikan (GTK), Abdul Mu’ti menekankan pada percepatan kesejahteraan dan kompetensi guru. Beberapa program penting yang telah berjalan, antara lain:
– Peningkatan kesejahteraan melalui tunjangan sertifikasi pendidik,
– Redistribusi guru ASN,
– Pelatihan guru BK (Bimbingan Konseling) dan guru kelas,
– Penyederhanaan pengelolaan kinerja GTK, serta
– Percepatan sertifikasi guru, di mana 605.650 guru berhasil lulus Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam kurun waktu November-Desember 2024.
Terobosan untuk Pengembangan Siswa
Untuk siswa, Abdul Mu’ti meluncurkan beberapa program inovatif, seperti:
– Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Senam Indonesia Hebat,
– Penguatan literasi berbasis PISA (Program for International Student Assessment),
– Pengajaran berbasis pabrik di SMK melalui program SMK Pusat Keunggulan,
– Pelaksanaan ekonomi kejuruan, serta
– Pendidikan Kecakapan Kerja dan Wirausaha untuk siswa vokasi.
Dukungan DPR RI
Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, menyampaikan apresiasi terhadap kinerja Abdul Mu’ti yang dinilai berpihak pada siswa dan guru. Ia juga berharap program-program ini dapat diimplementasikan lebih efektif di daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), serta di wilayah terdampak bencana.
“Banyak kebijakan Mendikdasmen yang berpihak pada anak dan guru sehingga pembelajaran sekolah semakin kondusif. Semoga program-program ini dapat terus berjalan dan memprioritaskan persoalan pendidikan di daerah 3T,” ujar Hetifah.
Hetifah juga menyoroti pentingnya pengelolaan anggaran pendidikan yang efektif. Dengan alokasi anggaran Rp33,5 triliun di tahun 2025, ia berharap dana tersebut digunakan maksimal untuk memajukan pendidikan nasional.
Langkah Menuju Pendidikan Lebih Baik
Program 100 hari Abdul Mu’ti dinilai sebagai langkah positif untuk mendorong pendidikan inklusif, berkualitas, dan merata di seluruh Indonesia. Dengan kolaborasi lintas pihak, harapan akan peningkatan mutu pendidikan semakin besar.
(Anton)