SUARAINDONEWS.COM, Tolikara-Mengawali sambutannya pada Selasa (09/02/21), Willem Wandik yang merupakan putera asli Papua kelahiran kabupaten Tolikara memanjatkan doa di tengah-tengan masyarakat yang mengikuti acara sosialisasi 4 pilar MPR RI oleh karena kemurahan Tuhan beliau dan masyarakat masih dapat bertemu dan berkumpul kembali ditengah-tengah Pandemi Covid-19 yang melanda wilayah kesatuan Negara Indonesia.
Pada acara pembukaan Willem mengatakan dalam sejarah perjuangan bangsa sejak perintisan pergerakan kebangsaan, dimana pemuda berperan aktif sebagai ujung tombak didalam mengantarkan bangsa dan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat. Semua telah tercatat dalam sejarah peran pentingnya pemuda yang dimulai dari pergerakan Budi Utomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928, Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945, pergerakan pemuda, pelajar, dan mahasiswa tahun 1966 sampai dengan pergerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang telah membawa bangsa Indonesia memasuki masa reformasi.
“Hal ini membuktikan bahwa pemuda mampu berperan aktif sebagai garda terdepan dalam proses perjuangan, pembaharuan, dan pembangunan bangsa ini, ” kata Willem Wandik.
Selaku anggota MPR RI yang terpilih untuk ke-2 kalinya, beliau mengingatkan bahwa Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar ini sebagai momentum yang baik untuk tetap menjaga persatuan dan Negara Kesatuan Repulik Indonesia (NKRI) karena NKRI (Bentuk Negara) ini merupakan bagian Empat Pilar Kebangsaan disamping Pancasila (sebagai Dasar dan Ideologi Negara), UUD NRI 1945 (Konstitusi Negara), dan Bhinneka Tunggal Ika (Semboyan Negara).
Dikatakan Willem, hal ini dikarenakan, dalam pembaharuan dan pembangunan bangsa, maka pemuda mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam mengimplementasikan 4 Pilar kebangsaan di tanah Papua sehingga perlu dikembangkan potensi dan perannya melalui penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan sebagai bagian dari pembangunan nasional termasuk pembangunan daerah khususnya di Kabupaten Tolikara, Papua.
Untuk mewujudkan tujuan pembangunan daerah Kabupaten Tolikara Unggul khususnya periode saat ini (2017-2022), maka diperlukan jiwa pemuda yang holistik (berakhlak mulia, sehat, tangguh, cerdas, mandiri, dan profesional) dan memiliki jiwa kepeloporan di daerahnya, ujar willem yang juga sebagai Ketua Umum GAMKI periode 2019-2022.
Dalam penjelasan lebih lanjut Anggota Komisi V DPR RI inipun mencontohkan bahwa Papua akan menjadi lokasi pelaksanaan PON XX Tahun 2021, dimana semestinya PON 20 ini dilaksanakan tahun 2020 kemarin tetapi karena masih dalam masa Covid-19 maka pusat memutuskan untuk mengundur pelaksanaannya dan akan mulai dilaksanakan di tahun 2021 ini.
“Siapa mereka yang akan berkiprah untuk memperjuangkan olah raga bagi provinsi Papua di pentas nasional ini?, ya tentu para pemuda-pemudi bukan orang tua ataupun anak-anak kecil, ” kata Willem Wandik melalui keterangan tertulisnya.
Karenanya, pada kesempatan ini Willem juga menyampaikan kepada Bupati dan Ketua DPRD Tolikara agar pembangunan mental maupun phisik pemuda-pemudi Tolikara betul-betul direncanakan secara matang dan holistik untuk mendukung pembangunan Tolikara Unggul. Untuk itu, perlu penyusunan regulasi Peraturan Daerah untuk dimasukkan dalam dokumen perencanaan daerah Tolikara (RPJMD, RKP, RENJA), ujarnya, saat menyampaikan usul kepada pemerintah kabupaten.
Jika dalam RPJMD tahun ini belum ada maka perlu dilakukan revisi secepatnya sehingga antara rencana program/kegiatan membangun pemuda Tolikara Unggul sudah ada anggarannya dan tinggal dilaksanakan serta dipantau implementasinya. Apakah berhasil sesuai harapan atau kegagalan, apabila gagal dicari faktor kegagalannya dan dilakukan perbaikan Bersama secara terus-menerus sampai mendekati harapan awalnya, kata beliau saat menanggapi pertanyaan dari salah satu peserta acara.
Sebagai penutup acara, Willem mengingatkan para aktivis pemuda-pemudi daerah Tolikara ini bahwa pelaksanaan Otonomi Khusus Papua akan berhasil apabila pemuda-pemudinya memiliki jiwa membangun dan memiliki visi jauh kedepan bagi kemajuan tanah Papua dan daerah Tolikara sehingga dapat mendorong orang asli Papua (OAP) dapat lebih sejahtera kehidupannya dengan tetap dalam wadah NKRI, ujarnya. (EK/Bams).