SUARAINDONEWS,.COM, Jakarta-Wakil Ketua MPR Mahyudin mengatakan meski mayoritas penduduk Indonesia beragama, namun masih ada yang lemah dalam pemahaman. Sebagai negara berlandaskan Pancasila, mengakui adanya Tuhan Yang MahaEsa, bangsa dan memiliki agama besar seperti Islam, Kristen, Katolik, Hindhu, Budha, dan Konghucu, namun bangsa ini bukan bangsa agama, bukan bangsa dengan salah satu agama tertentu dan juga bukan negara sekuler.
“Ada yang memahami agama secara keliru. Akibat yang demikian membuat terjadinya radikalisme. “Inilah yang bisa memecah persatuan,” kata Mahyudin di hadapan ratusan santri Pesantren Khusus Yatim As Syafi’iyah, Jatiwaringin, Bekasi, Jawa Barat, Jum’at (9/6/2017) .
Politisi dari Partai Golkar itu menambahkan bahwa negara ini didirikan untuk semua bukan untuk satu kelompok atau golongan. “Untuk itu sosialisasi empat pilar kebangsaan dilakukan untuk meningkatkan persatuan,” tegasnya.
Sosialisasi Empat Pilar MPR diberikan kepada berbagai kalangan masyarakat. “Sebab peserta sosialisasi kali ini dari kalangan sekolah dasar hingga anak SMA maka saya memberikan pemahaman yang mendasar,” ujarnya.
Lebih jauh Mahyudin mengatakan dalam bulan Juni ini diperingati sebagai Hari Lahir Pancasila, melalui proses yang panjang. Ketika pada masa Orde Baru, Presiden Soeharto dulu ada lembaga yang bertugas mensosialisasikan Pancasila yakni BP7 Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan Pengamalan Pancasila.
Dalam perjalanan waktu, era reformasi, lembaga tersebut dibubarkan. Dalam perjalanan waktu pula, bangsa Indonesia menyadari munculnya berbagai tantangan bangsa. “Rupanya kita butuh Pancasila. Dari sinilah, menurut Mahyudin, MPR mempunyai inisiatif untuk mensosialisasikan Empat Pilar ke tengah-tengah masyarakat, ” katanya.(Bams/EK)