SUARAINDONEWS.COM, Bandar Lampung, 2 Maret 2023 – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menekankan pentingnya kolaborasi dan kerja sama untuk mencapai visi Indonesia sebagai negara maju 2045. Untuk menjadi negara maju tersebut diperlukan efisiensi produksi dalam negeri yang menghasilkan produk bernilai tambah tinggi untuk ekspor dan pengembangan pasar ekspor.
Hal ini disampaikan Mendag Zulkifli Hasan saat menutup Rapat Kerja (Raker) Kementerian Perdagangan 2023 di Bandar Lampung, Provinsi Lampung pada Kamis (2/3). Turut hadir pada acara ini Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.
“Untuk menjadi negara maju ada dua yang harus dilakukan yaitu produktivitas dalam negeri yang akan menghasilkan daya dorong yang kuat untuk ekspor. Salah satunya dengan menciptakan produk dalam negeri yang bernilai tambah dan dengan mengembangkan pasar ekspor. Untuk itu, diperlukan kolaborasi dan kerja sama semua pihak agar berhasil,” kata Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan, tahun 2024 merupakan penutup rangkaian Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020—2024. RPJMN ini merupakan tatanan kebijakan yang menjadi titik awal pencapaian Visi Indonesia Maju 2045. Visi ini adalah mimpi bersama bangsa Indonesia sebagai peringatan 100 tahun Indonesia merdeka. Pada periode ini, Indonesia merupakan ekonomi lima besar dunia dengan penghasilan perkapita diharapkan USD 15 ribu per tahun.
“Ini tentu memerlukan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yaitu rata-rata 5—7 persen. Jika bisa diwujudkan, Indonesia bisa menjadi negara maju 2045,” tandas Mendag Zulkifli Hasan.
Mendag Zulkifli Hasan mengapresiasi peserta, baik dari Kementerian Perdagangan dan dinas yang membidangi perdagangan serta perwakilan perdagangan di luar negeri yang telah bersama-sama mengikuti sidang pleno dan kelompok sesuai tugas dan fungsi di unit masing-masing untuk menghasilkan rumusan raker.
“Saya apresiasi peserta raker yang telah berjibaku melahirkan program kerja untuk meletakkan dasar-dasar kuat dalam mencapai visi Indonesia maju 2045. Karena itu, sekali lagi kolaborasi kerja sama itu penting,” imbuh Mendag Zulkifli Hasan.
Sementara Sekretaris Jenderal Suhanto mengungkapkan, terkait efisiensi rantai pasok pangan dalam mendukung pemerataan pembangunan berkelanjutan, Kementerian Perdagangan perlu mewaspadai pergerakan harga. Terutama inflasi harga pangan dengan memastikan adanya produksi, ketercukupan suplai, dan kelancaran distribusi.
“Rantai pasok yang efisien dapat meningkatkan volume perdagangan dan nilai tambah untuk mendukung pemerataan pembangunan berkelanjutan,” tandas Suhanto.
Sedangkan dalam hal penguatan daya saing ekspor mendukung pembangunan ekonomi berkelanjutan, lanjut Suhanto, Kementerian Perdagangan telah menetapkan indikator sasaran pertumbuhan ekspor nonmigas sebesar 3,3—4,5 persen menjadi USD 295,6–303,9 miliar pada 2024.
“Kementerian Perdagangan juga menargetkan pertumbuhan ekspor riil barang dan jasa naik sebesar 7,0 persen menjadi Rp3.437 triliun dan rasio ekspor jasa terhadap PDB ditargetkan sebesar 1,8 persen–2,0 persen pada 2024. Selain itu, neraca perdagangan ditargetkan akan mengalami surplus sebesar USD 22,5–47,1 miliar pada 2024,” jelas Suhanto.(EK)