SUARAINDONEWS.COM, Bandung – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan B Najamudin mengaku prihatin dengan satu jutaan lulusan perguruan tinggi Indonesia yang masih menjadi korban ketidaktersediaan lapangan pekerjaan saat ini.
Hal ini disampaikan Senator muda asal Bengkulu itu saat membuka acara Focuss Discusion Group (FDG) DPD RI bersama Sekolah Tinggi Teknologi Bandung (STTB) pada Rabu (16/2/2022) di Bandung.
“Saat ini, Dunia sedang berada dalam sebuah etape Post-digital yang melampaui puncak perkembangan digitalisasi dunia nyata dan mengarah pada industry digital yang sangat berorientasi pada industry virtual. Era di mana organisasi atau dunia industry akan menghadapi perubahan bisnis yang sangat cepat berubah dan bertujuan untuk memberikan pengalaman yang inovatif dan adaptif”, ungkap Sultan.
Oleh karena itu, lanjutnya, para pemimpin nasional dan akademisi atau ilmuwan juga mahasiswa harus mulai berpikir tentang strategi untuk masa depan ekonomi nasional di tengah distrupsi post-digital bagi bangsa ini. Sehingga lulusan-lulusan perguruan tinggi Indonesia tidak mengalami bubble SDM.
“Saya katakan ledakan jumlah sarjana, karena saat ini kita seolah memiliki modal SDM yang kuat, tapi justru memiliki satu juta pengangguran berijazah Sarjana, sedangkan jumlah sarjana kita baru berada di angka 8-9% dari total Jumlah penduduk. Tapi Saya tentu tidak ingin gegabah melabeli fenomena ini sebagai sinyal awal bencana demografi”, tegas mantan ketua KONI Bengkulu itu saat.
“Kami optimis bonus demografi dan bubble sarjana ini dapat terkonversi menjadi peluang dan kekuatan baru ekonomi nasional. Sehingga asa menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan ekonomi terkuat dunia di 2045 dapat terwujud”, harapnya.
Meski demikian, kata Sultan, Harapan ini hanya dapat terwujud jika pemerintah memiliki strategi dan pendekatan pemberdayaan generasi muda yang tepat dan signifikan. Khususnya bagi pelaku ekonomi kreatif dan UMKM.
“Kami ingin kekuatan UMKM Indonesia dapat terkonsolidasi secara baik dalam sebuah ekosistem bisnis digital yang berbasiskan gotong royong dan kolaborasi yang bisa kita sebut sebagai Digitalisasi Ekonomi kerakyatan”, tutupnya.
Diketahui, Pimpinan DPD RI Sultan B Najamudin saat ini rutin menyelenggarakan FDG dan kunjungan kerja yang fokus memperjuangkan kepentingan UMKM khususnya usaha Mikro dan Kecil (UMK).
Mantan ketua HIPMI Bengkulu ini sedang memberikan atensi serius terhadap kelompok UMK karena prihatin dengan kesenjangan valuasi dan omzet antara 65 juta UMK dengan puluhan ribu Usaha menengah dan usaha besar (UMB).
Menurut pantauan media, Sultan didampingi oleh belasan senator dari beberapa daerah. Dan turut hadir sebagai pembicara, Kepala dinas koperasi dan UMKM provinsi Jawa Barat Drs. Kusmana Hartadji, founder platform UMKM digital Smeshub Lutpi Ginanjar dan wakil ketua STTB Rina Indrayana.(Agung S)