SUARAINDONEWS.COM, Ternate – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengatakan salah satu penyebab masih tingginya angka stunting dan gizi buruk di Maluku Utara adalah fasilitas dan sarana prasana yang masih kurang memadai.
Diketahui bahwa Provinsi Maluku Utara masih menghadapi permasalahan stunting dan gizi buruk. Berdasarkan hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka prevalensi stunting balita stunting di Maluku Utara sebesar 27,5 persen.
Hal tersebut dikatakan Menko Muhadjir usai menengok penanganan anak penderita gizi buruk di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Chasan Boesoirie, Kota Ternate, Maluku Utara pada Minggu (12/6/2022).
“Itu kan problemnya spasial. Karena di sini kepulauan. Sekitar ratusan pulau di sini ada penghuninya. Sementara posisi rumah sakit rujukan itu di Kota Ternate dan harus meng-cover seluruh pulau-pulau itu,” kata Menko Muhadjir.
Diketahui, Provinsi Maluku Utara untuk rumah sakit rujukan dalam penanganan gizi buruk hanya terdapat di beberapa tempat, salah satunya di RSUD Dr. Chasan Boesoerie yang terletak di Kota Ternate.
Menko Muhadjir mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan akan mengupayakan pemerataan fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) di seluruh wilayah di Maluku utara.
Nantinya, dia akan mendiskusikan dengan Menteri Kesehatan untuk penambahan fasilitas rumah sakit penunjang di seluruh pulau yang ada di Maluku Utara.
Selain itu, Menko PMK Muhadjir mengatakan pemerintah juga akan melengkapi fasilitas dan sarana prasarana dari rumah sakit rujukan utama di Maluku Utara yang masih sangat kurang. Misalnya belum ada cathlab untuk penanganan penyakit jantung tidak bisa ditangani dan harus dirujuk di Makassar.
“Ini tentu sangat menyulitkan. Yang penting di sini adalah untuk segera meningkatkan prasarana infrastruktur sehingga rumah sakit (RSUD Dr. Chasan Boesoerie) di Ternate bisa berfungsi sebagai rumah sakit rujukan utama,” pungkas Menko Muhadjir. (Akhirudin)