SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Tiga hari menelusuri karya demi karya pada 38 karyanya sepanjang tahun 2016 hingga tahun 2020 di Galeri Nasional Indonesia, dalam tajuk Pameran Tunggalnya ‘Man x Universe’ di usianya ke 88 tahun. Seperti kita tengah mengikuti refleksi perjalanan spiritual Srihadi Sudarsono, Maestro Pelukis Indonesia terkemuka, yang tidak saja melukis bagi memenuhi rasa batiniahnya, namun juga mengisi relung relung nasionalisme. Sehingga kita tidak saja disuguhkan pada pergulatan rasa pada fenomena alam namun juga pada riaknya fenomena sosial kemasyarakatan hingga kedalaman makna untuk menemukan makna dari Manunggaling Kawula Gusti yang diyakininya.
Dengan 44 total karyanya yang disuguhkan untuk dinikmati serta dipahami kedalamannya sepanjang 11 Maret hingga 9 April 2020 mendatang. Kita pasti bisa merasakan perjalanan waktu sang pelukis pejuang ini saat memaknai realitas alam dan kehidupan pada permainan horison yang luas, tarikan garis tipis yang membatasi makro dan mikrokosmos, atau titik titik kecil pada alam raya nan luas, hingga pada ketinggian hakikat dengan gradasi warna warna mencolok menandakan betapa agungnya Gusti Allah.
Lihatlah bagaimana Prof. Kanjeng Pangeran Srihadi Soedarsono Adhikoesoemo, sang pencipta Lambang Ganesha ini, memaknai gunung gunung, sungai, sawah, pepadian, hamparan garam, samudera luas, dan juga pada fenomena alam yang merendam Jakarta, ditandai dengan bagimana memaknai kehidupan itu sendiri, seperti adanya Yin&Yang. Ini seperti memberi signal bahwa alam telah memberitahukan kita bahwa alam butuh keseimbangan. Seperti menapaki kehidupan yang juga membutuhkan keseimbangan. Baik spiritual, rohani maupun jasmaniah, tubuh kasar kita.
Bahkan Jean Couteau yang juga terlibat dalam pembuatan buku Man x Universe bersama Farida Srihadi, dimana selanjutnya oleh Dr.A.Rikrik Kusmara M.Sn selaku kurator menjadikannya sebagai tajuk Pameran Tunggal ini, menyatakan dengan lugas bahwa semua karyanya tersebut yang hadir pada pameran, bermuara pada kesimpulan bahwa bagaimana Srihadi kali ini terus mencari makna Manunggaling Kawula Gusti. Apakah ini sebagai sebuah pertanda akan lahirnya banyak karyanya lagi yang semakin menyentuh kearah tersebut atau justeru sebaliknya.
Ketua Galeri Nasional Indonesia, Pustanto pun mempersilakan masyarakat pencinta seni lukis modern Indonesia untuk mengapresiasi karya lukis penuh kedalaman dari sang Maestro ini. Sekaligus berharap karya karya sang Maestro menjadi inspiratif bagi para pelukis Indonesia lainnya. Penuh spirit, makna dan kedalaman.
Jadi sambil menikmati, tengoklah pula makna yang disertainya didalam setiap karyanya sebut saja seperti The Energy Man, Heaven and Earth; The Land of Prayer and Hope; The Energy of Life; The Energy of Golden River Belong to its People; Moment of Meditation; Struggle of Life; Rocks and Prow in The Moonlight; The Mystical Earth hingga Patung Pembebasan Banjir, sambil tentunya menelusuri satu per satu jejak perjalanan waktu dari refleksi kehidupan sang Maestro Pelukis Indonesia ini.
Pameran Tunggal Srihadi kali ini kembali diapresiasi oleh Sugar Group Companies dibawah pimpinan Presiden Direktur Gunawan Yusuf yang berkomitmen terhadap perkembangan seni lukis Indonesia. Dan kali ini untuk ketiga kalinya sepanjang satu dekade terakhir, antara lain lewat Retrospective 80th Anniversary Exhibition (2012), Srihadi Soedarsono 70 Years Journey of Roso (2016) dan Man x Universe (2020). Bahkan dua pameran terakhir ini juga bekerjasama dengan Galeri Nasional Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
(tjo; foto dok