SUARAINDONEWS.COM, Roma – Pada penutupan Seventh Group of 20 Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Roma, Italia, Ketua DPR RI Puan Maharani menyatakan DPR RI siap menjadi tuan rumah forum parlemen negara G20 ini pada tahun 2022. Dia juga mengundang secara resmi pimpinan parlemen negara G20 untuk hadir.
“Kami mengucapkan apresiasi atas kepemimpinan dan capaian Presidensi Italia dalam rangkaian acara G20 tahun ini, termasuk dengan menyelenggarakan P20,” kata Puan saat menerima estafet kepemimpinan P20 dari Italia di Roma, Jumat (8/10/2021). Gelaran acara tahunan negara-negara G20 akan diselenggarakan di Indonesia pada September 2022.
P20 yang merupakan forum parlemen negara-negara G20 diselenggarakan dalam satu rangkaian KTT G20 yang digelar Pemerintah.
Presiden Joko Widodo akan menerima tongkat estafet Presidensi G20 dari Italia pada akhir Oktober mendatang.
“Mulai 1 Desember 2021, Indonesia mendapat kepercayaan memegang Presidensi G20. Kami siap untuk melanjutkan kesuksesan Presidensi G20 Italia,” ujar Puan.
Menurutnya, Presidensi G20 Indonesia mengambil tema Recover Together, Recover Stronger untuk menjawab tantangan global. Puan kemudian mengungkap isu-isu prioritas Presidensi G20 Indonesia.
“Yaitu meningkatkan produktivitas, membangun ekonomi dunia yang tangguh dan stabil, mendorong pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi kemitraan antar-pemangku kepentingan, serta memperkuat kepemimpinan kolektif global,” urainya.
Puan menekankan, dunia perlu bersatu untuk menyelesaikan masalah global secara bersama. Oleh karena itu, Indonesia juga akan menekankan pentingnya kemitraan dan inklusivitas selama Presidensi G20.
“Indonesia tidak hanya akan memperhatikan kepentingan anggota G20 saja, namun juga kepentingan negara berkembang, di Asia, Afrika, Amerika Latin, termasuk negara-negara kepulauan kecil di Pasifik dan Karibia,” tegas Puan.
Untuk gelaran P20 sendiri, Indonesia mengambil tema ‘Peran Parlemen dalam Mendorong Pertumbuhan yang Lebih Tinggi dan Masyarakat yang Sehat’. Puan menyebut, usulan agenda utama P20 di Indonesia adalah membahas pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau, kesehatan, pemberdayaan manusia dan peningkatan kapasitas.
“Kami akan meningkatkan kontribusi P20 dalam pemulihan pandemi dalam kerjasama G20. Hal ini akan membutuhkan sinergi parlemen sebagai mitra strategis pemerintah dalam mendiskusikan agenda G20,” ucap mantan Menko PMK tersebut.
Ketahanan pangan
Dalam pertemuan ini, Ketua DPR RI Puan Maharani berbicara soal Keberlanjutan dan Ketahanan Pangan setelah Pandemi Covid-19 di hari kedua Seventh Group of 20 (G20) Parliamentary Speakers’ Summit (P20) di Italia.
Dalam kesempatan itu, ia juga memaparkan program-program ketahanan pangan Indonesia di hadapan pimpinan parlemen negara-negara anggota G20.
“Untuk mengatasi permasalahan ketahanan pangan, kita perlu langkah strategi. Pertama, mendorong sistem pangan global yang berkelanjutan, inklusif dan tangguh,” kata Puan.
Puan mengatakan, diperlukan kerangka global yang mencakup stabilitas harga pangan, perdagangan produk pangan, cadangan produk pangan strategis, serta dampak perubahan iklim terhadap produksi.
Sistem ini, kata Puan, harus berisi deteksi dini potensi terjadinya kelaparan, malnutrisi, dan sistem database informasi pasar.
“Pandemi telah mengakibatkan krisis multidimensi yang mempengaruhi kita semua tanpa terkecuali. Laporan FAO memperlihatkan realitas suram karena diperkirakan setidaknya 720–810 juta orang kelaparan tahun 2020, meningkat 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya,” sebut mantan Menko PMK itu.
Dalam diskusi bertajuk ‘Sustainability and Food Security After the Pandemic’ itu, Puan mengatakan pandemi Covid-19 juga memperburuk malnutrisi dan peningkatan jumlah stunting. Padahal menurutnya, pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi.
“Ketahanan pangan harus dapat memenuhi kebutuhan people, planet, and prosperity,” ucap Puan.
Bagi manusia, ketahanan pangan bisa dilakukan dengan membantu mengurangi kemiskinan dan ketimpangan. Sementara bagi planet Bumi, sebut Puan, ketahanan pangan dapat berupa produksi dan konsumsi produk pertanian yang ramah lingkungan.
“Bagi kesejahteraan (prosperity), dengan meningkatkan kesejahteraan petani, terutama petani miskin,” imbuh Puan.
Untuk mendukung ketahanan pangan usai pandemi Covid-19, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu juga menekankan pentingnya memastikan perdagangan pangan dan komoditas pertanian yang terbuka, adil, transparan, dan non-diskriminatif.
Ia mengatakan, perdagangan komoditas pangan sangat penting untuk menjamin supply chain produk pertanian, dan akses pangan bagi masyarakat miskin.
“Kemudian juga diperlukan dukungan finansial dan teknis untuk peningkatan produksi dan distribusi di negara berkembang. Pandemi memberi pelajaran berharga untuk negara menjamin ketersediaan penyediaan produk kesehatan dan makanan dasar. Dalam hal ini, perlu melakukan upaya penelitian bersama, inovasi, dan transfer teknologi dalam pengembangan produksi, distribusi komoditas pangan yang efisien, termasuk upaya menurunkan food loss and waste,” imbuh politisi PDI-Perjuangan tersebut.
Ditambahkan Puan, perlu data akurat untuk mengetahui situasi ketahanan pangan, baik tingkat global maupun nasional. Ia mengatakan, data yang akurat menjadi panduan dalam membuat kebijakan.
Di hadapan pimpinan parlemen negara G20 itu, Puan kemudian mengungkap berbagai program ketahanan pangan Indonesia.
Ia mengatakan, Indonesia terus berupaya mewujudkan ketersediaan pangan yang bernutrisi sekaligus memastikan kehidupan yang layak bagi rakyat.
“Untuk mendukung upaya tersebut, Indonesia telah memiliki legislasi yang komprehensif seperti UU Pangan. Hal ini ditindaklanjuti tahun ini dengan pembentukan Badan Pangan Nasional untuk menangani berbagai permasalahan di sektor pangan,” urai Puan.
Guna memastikan ketahanan pangan bagi lebih 270 juta penduduk, cucu Proklamator RI Bung Karno itu merinci beberapa upaya yang telah dilakukan Indonesia. Salah satunya, kata Puan, dengan peningkatan produksi komoditas pertanian yang berwawasan lingkungan.
“Kemudian menjaga stabilitas harga pangan pokok, penyaluran bantuan pangan untuk keluarga berpendapatan rendah, dan pemberdayaan petani dan UMKM. Saya percaya bahwa upaya komprehensif pada tingkat global dan nasional akan membantu mengatasi tantangan global membangun ketahanan pangan dan tidak meninggalkan siapapun,” katanya.
Puan juga mengungkapkan langkah pemerintah Indonesia dalam penanganan pandemi Covid-19 yang telah mendatangkan hasil positif.
Puan mengungkap Indonesia telah melakukan suntikan vaksin kepada 150 juta warga dengan target vaksinasi sebanyak 70 persen penduduk sebelum akhir tahun 2021.
“Kami juga berterima kasih atas bantuan vaksin dari Italia kepada Indonesia, yang telah datang pada 30 September lalu,” katanya.
Pertemuan juga membahas soal green economy hingga peran perempuan dalam pembangunan Indonesia. Disampaikam pula terdapat target 30 persen wakil perempuan di DPR RI.
“Diperlukan jaminan hak perempuan untuk partisipasi di berbagai sektor. Baik politik, ekonomi dan sosial pada tingkat global, termasuk melibatkan perempuan saat proses pemulihan dari pandemi,” tutup Puan.
Di forum P20 di Italia, Puan secara resmi mengundang para pimpinan parlemen G20 untuk datang ke Indonesia dalam gelaran P20 tahun 2022. Cucu Proklamator RI Bung Karno itu juga sempat mengundang secara langsung sejumlah pimpinan parlemen negara G20.
“Kami sangat mengharapkan dukungan dari hadirin semua untuk kelancaran penyelengaraan Presidensi G20 Indonesia. Terima kasih dan sampai bertemu di Indonesia tahun depan,” tutup perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini. (wwa)