SUARAINDONEWS.COM,Jakarta-Sepanjang Tahun 2021, Polri telah merekrut 83 Santri untuk menjadi anggota Polisi. Dari 83 santri tersebut, 56 santri merupakan penghafal Al-Quran atau Hafizh Al-Quran. Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam acara rilis akhir tahun 2021, di Mabes Polri (31/12/2021) mengungkapkan, saat ini Polri terus melakukan perekrutan terhadap bibit-bibit Sumber Daya Manusia (SDM) melalui jalur Rekrutmen Proaktif (Rekpro). “Kami berusaha merekrut bibit SDM melalui Rekrutmen Proaktif Polri sepanjang 2021 sebanyak 83 lulusan santri,” kata Sigit
Sudah sejak kapan?
Ahmad Syafi’i Ma’rif atau Buya Syafi’i melalui sebuah video pada akun twitter @budhihermanto (30/11/2021) pernah mengusulkan agar para santri berkualitas direkrut dalam pendidikan Akademi Kepolisian (Akpol). Ternyata, program merekrut para santri untuk menjadi anggota polisi ini sudah terlaksana sejak tahun 2017. Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo (02/12/221), melansir dari humas.polri.go.id, sejak tahun 2017 secara konsisten Polri membuka rekrutmen anggota Polri dari latar belakang pesantren, hafiz Al-Quran, hingga siswa berprestasi lainnya.
Pak Dedi menjelaskan, kalau sejak tahun 2017 juga, puluhan santri telah mengikuti pendidikan Bintara dan Perwira. Sebelumnya, pada tahun 2008 Polri juga pernah merekrut santri sebagai anggota Polri. Saat itu, perekrutan santri dilakukan pada level Bintara. Santri yang terpilih juga santri yang benar-benar berkualitas. Sampai nanti mereka menjadi perwira pun, mereka harus tetap mengerti kitab-kitab kuning, mengerti kitab-kitab agama, dan mengerti apa yang dipahami oleh kelompok-kelompok radikal ini.
Untuk mencegah Radikalisme
Nah, jadi menurut Buya Syafi’i tujuan adanya para santri di kepolisian ini adalah untuk mempermudah Polri dalam menumpas kelompok radikal. “Tidak usah banyak-banyak. Tujuannya apa? Untuk mendampingi polisi menghadapi kelompok-kelompok yang menyimpang ini. Kelompok-kelompok yang anti-Pancasila, kelompok-kelompok radikal. Itu kalau polisi mengerti agama, mengerti bahasa mereka, akan lebih mudah,” ucapnya.
Sejalan dengan hal tersebut, menurut Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK), Habib Syakur bin Ali Mahdi Al Hamid (12/12/2021) mengatakan keberadaan Santri di kepolisian juga untuk mengikis fitnah terhadap pesantren. “Belakangan ini pesantren telah difitnah sebagai sarang radikalisme, padahal tidak semua pesantren demikian”, ucapnya. Habib Syakur berharap, setelah mengikuti pendidikan, mereka dapat kembali ke komunitasnya yaitu ke pesantren, ke masjid, sebagai pengayom umat. Dengan begitu, 80% radikalisme dan intoleran tidak lagi berkembang.
Dalam acara rilis akhir tahun tersebut, Jenderal Sigit mengatakan sepanjang tahun 2021 selain merekrut santri, Polri juga telah merekrut 3.500 personil dari unsur Orang Asli Papua (OAP) dan merekrut 410 personil dari suku pedalaman. Perekrutan personil dari unsur Orang Asli Papua dilakukan dalam rangka memperkuat kebutuhan Polri di wilayah Papua dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). “Sehingga, kemudian komunikasi yang terjalin dalam pemeliharaan kamtibmas menjadi lebih baik,” tutur Sigit.
(Gusman)