SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Anggota komisi I DPR Effendi Simbolon menilai kabinet hasil reshuffle sebagai kabinet daur ulang dan diyakini tak akan berhasil dibandingkan kabinet original. Sebaliknya Effendi Simbolon pesimistis dan menyebut kabinet daur ulang akan mengakibatkan bangsa ini semakin terpuruk.
“Sudah teruji, yang namanya daur ulang tak ada yang lebih baik dari original. Tidak terbukti daur ulang menjadi lebih baik, “ ujar Effendi Simbolon saat menjadi pembicara dalam dialektika demokrasi ‘Amnesty langkah tepat rekonsiliasi nasional?’ bersama Deputi II BIN Marzuki Thamrin dan pakar hukum tata negara Margarito Kamis di Gedung DPR RI Jakarta, Kamis (4/8/2016).
Pembentukan kabinet daur ulang sejatinya juga mengabaikan kampanye dan hasil pemilu. Padahal masyarakat berharap adanya “hope” atau secercah harapan ketika parpol melancarkan kampanye jelang Pilpres 2014 lalu. Miliaran rupiah yang dihabiskan saat kampenye Pilpres terbuang percuma apabila tak ada harapan lebih baik.
“Yang dijual saat kampanye itu “hope” atau secercah harapan. Coba saja buktikan, keluarkan kemampuan kabinetmu, pasti tak akan lebih baik. Kita semua sama-sama rasakan. Apa lagi yang mau dijual? Apa kita sudah melupakan kasus century, “ katanya seraya mengatakan dua hari pasca dilantik Menkeu Sri Mulyani Indrawati sudah pesimistis dengan mengungkapkan berbagai kekurangan yang dialami pemerintahan Indonesia.
Politisi PDI Perjuangan itu mempertanyakan ke arah mana bangsa Indonesia diarahkan dengan kabinet daur ulang tersebut. Sejatinya adanya “hope”atau secercah harapan usai terbentuknya kabinet kerja, diharapkan melahirkan tunas-tunas baru yang umumnya memiliki kualitas lebih baik dari pohonnya. “Filosofi tunas bangsa itu harus lahir dari “hope”, tidak terkontaminasi dan tak ada visi misi dan agenda tersembunyi, “ katanya.(EKJ)