SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Bentuk dukungan kepada para pelaku usaha, khususnya usaha kecil dan menengah (UKM) serta perusahaan rintisan (start up) untuk terus mengembangkan produknya dan meningkatkan ekspor ke pasar global, Kemendag melepas ekspor rajungan senilai USD 500 ribu ke Kanada. Sektor perikanan laut dan produk perikanan menunjukkan kinerja ekspor yang menggembirakan selama pandemi Covid-19. Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) dan ITC Trademap, nilai ekspor produk perikanan Indonesia pada 2021 mencapai USD 4,06 miliar atau tumbuh positif 6,92 persen dibandingkan pada 2020.
Berbanding terbalik dengan Indonesia, sebagian besar negara eksportir utama produk perikanan dunia menurun cukup siginifikan dibanding tahun sebelumnya. Tiongkok menurun 11,33 persen; Norwegia 8,23 persen; Vietnam 6,90 persen; India 19,4 persen; dan Chile 14,08 persen. Kemendag mencatat, udang beku masih menjadi komoditas unggulan dengan nilai ekspor mencapai USD 1,53 miliar atau sebesar 37,72 persen pada 2021.
Posisi ekspor terbanyak kedua adalah kelompok cumi, sotong, dan gurita dengan nilai USD 492, 64 juta atau sebesar 12,14 persen. Berikutnya adalah tuna senilai USD 323,08 juta; rumput laut USD 219, 11 juta; dan ikan beku USD 194,13 juta. Adapun negara tujuan ekspor komoditas perikanan di antaranya Amerika Serikat (AS) yang membukukan transaksi sebesar USD 1,49 miliar atau 36,61 persen dari total nilai ekspor produk perikanan Indonesia ke dunia. Disusul RRT sebesar USD 878,87 juta (21,67 persen) dan Jepang USD 440,14 juta (10,85 persen). Kemudian negara-negara ASEAN, seperti Vietnam USD 149,98 juta (3,70 persen), Malaysia USD 123,19 juta (3,04 persen), dan Singapura USD 87,476 juta (2,16 persen).
Sustainable Development Goals (SDG)/Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB), program zero waste management ini merupakan Global Goal ke-11, yaitu Sustainable Cities and Communities. Tujuan difokuskan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan serta memberikan perhatian khusus terhadap kualitas udara dan manajemen limbah. Hal tersebut berkaitan erat dengan sustainability trade yang dapat mendukung peningkatan daya saing produk.
Langkah awal yang harus dilakukan pelaku UKM adalah dengan memperkuat kapasitas pada sisi riset produk dan riset pasar. Untuk itu, pelaku UKM dapat memanfaatkan Export Center Surabaya dalam mengoptimalisasi pelayanan informasi dan fasilitasi ekspor.
Penulis adalah Pongki Nangolngolan H (Pranata Humas Kemendag)