SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengajak desa adat dan desa administrasi bersinergi. Sinergi ini dinilai penting untuk mempertahankan akar budaya desa, seperti halnya yang dilakukan desa adat dan desa administrasi di Desa Kutuh, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
“Saya mengapresiasi sinergitas antara kepengurusan desa adat dan desa administrasi di Desa Kutuh, Kabupaten Badung, Bali. Saya menyaksikan harmoni luar biasa antara kepala desa adat dan kepala desa pemerintahan (administrasi) yang ada di Desa Kutuh,” ujar Mendes PDTT dalam keterangannya resminya, terkait kunjungan kerjanya di Desa Kutuh pada Minggu (24/10/2021).
Menurut Mendes PDTT, sinergi di Desa Kutuh bisa menjadi salah satu contoh sukses harmonisasi desa adat dan desa administrasi di Indonesia.
Hal ini karena masih terdapat desa adat bagus yang belum bersinergi dengan desa administrasi secara maksimal.
“Kami apresiasi Desa Kutuh. Sebuah sinergi luar biasa, sebuah harmoni yang perlu kita tularkan ke desa lain. Kita banyak temukan desa adat yang bagus tapi belum bisa bersinergi maksimal dengan desa resmi yang diangkat pemerintah (desa administrasi),” imbuh dia.
Sinkronisasi antara kepengurusan desa adat dan desa administrasi, lanjut dia, dapat dilakukan melalui banyak hal, misalnya kerja sama dalam pengembangan ekonomi melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).
Sinergitas tersebut dinilai akan memberikan nilai tambah tersendiri dalam upaya pengembangan ekonomi masyarakat setempat.
“Tujuannya untuk peningkatan ekonomi itu pasti. Yang ujungnya juga untuk kesejahteraan seluruh masyarakat yang ada di desa itu,” kata dia.
Dalam kunjungan ini, Mendes PDTT menyempatkan diri untuk hadir dan melepaskan peserta Pandawa Harmoni Fun Bike di Desa Kutuh.
Dia berharap, kegiatan fun bike tersebut dapat meningkatkan kesadaran pentingnya olahraga di kalangan masyarakat.
“Kami berangkatkan fun bike untuk menuju Indonesia lebih sehat, menuju Bali lebih sehat,” kata dia.
Sekedar informasi, Desa Kutuh miliki dua pemimpin yaitu Perbekel (Kepala Desa) dan Bendesa (Kepala Desa Adat) dan sukses mengubah nasib dari desa miskin menjadi desa dengan pendapatan total Rp50 miliar per tahunnya, termasuk keuntungan Rp14,5 miliar.
Desa Kutuh juga berhasil menyabet juara pertama regional dua karena dinilai bisa memanfaatkan dana desa dengan sempurna untuk keperluan sembilan unit usahanya, diantaranya Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Kawasan Wisata Pantai Pandawa, Gunung Payung Cultural Park, Area Paragliding, seni budaya Kecak, Unit Barang jasa, Unit Piranti Yatna (keagamaan), Unit Transportasi dan Unit Jasa Konstruksi. (Agung S).