SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Anggota Komite IV DPD RI Novita Annakotta, Senator asal Provinsi Maluku menegaskan, perencanaan penganggaran pembangunan harus berkeadilan dan memenuhi azas kesetaraan gender dalam berbagai aspek kehidupan.
“Termasuk di kelompok kelompok seperti disabilitas, lansia dan anak, serta kelompok marjinal atau ekonomi lemah. Jadi PUG itu strategi perencanaanya,” kata Novita dalam talkshow Peran Perempuan Parlemen dalam memperingati Hari Perempuan International dengan tema ‘Meneropong Pengarus Utamaan Gender (PUG) yang diselenggarakan oleh Kaukus Perempuan Parlemen RI di Gedung Nusantara V Kompleks MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Kamis (18/3/2021).
Menurut dia, evaluasi PUG diharapkan jadi momentum pembangunan nasional yang berkeadilan, sejahtera, dan bermartabat.
“PUG menjadi kebutuhan yang tak terelakkan, karena perencanaan penganggaran pembangunan nasional wajib responsif gender,” katanya.
Hal itu, lanjutnya, tercantum dalam Inpres No.9 Tahun 2000 dimana kementerian/lembaga, non kelembagaan, tingkat pusat hingga ke desa menjamin hak yang sama setiap warga negara Indonesia.
Namun, Noviita menyatakan hal tersebut belumlah cukup, dan diperlukan aturan mengenai penghargaan (reward) dan sanksi (punishman) terhadap pelaksanaan Inpres tersebut.
“Dukungan politik yang memfokuskan PUG, saya rasa masih diperlukan. Karena perempuan terkadang di tuntut kecerdasan numeriknya. Kita butuh penganggaran yang pro SDGs, butuh pengawalan anggaran di Kementerian/Lembaga, sehingga perencanaan anggaran PUG kebijakan kebijakannya dapat diimplementasikan,” ujarnya.
Novita merasakan implementasi PUG belum masimal, saat bertemu masyarakat di daerah ketika masa reses dalam menyerap aspirasi.
“PUG belum maksimal dalam proses pengangaran pembangunan nasional. Khususnya terkait SDM pendamping yang tidak paham isu gender dan kerap tidak kompetensi. Kalaupun ada, kerap pula kemudian di pindahkan ke tempat lain,” jelas Novita.
Hambatan lainnya yang ditemukan antara lain budaya patriarki yang sangat kental memberikan penilaian (stereotipe) mengenai peran ganda perempuan, dikotomi peran perempuan-laki-lain, interaksi sosial di masyarakat dan lain-lain.
“Kaukus Perempuan Parlemen untuk menjembatani hal tersebut, berdiskusi, saling menopang, dan perempuan di parlemen memiliki kesempatan besar untuk melakukan perubahan besar, terbaik, sebagai bentuk komitmen politik bagi daerah daerah,” pungkasnya.
Rangkaian talkshow ini digelar dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional. Selain talkshow juga didalan pameran foto peran perempuan di parlemen dapat turut serta dalam memajukan bangsa, dan ikut serta dalam menentukan keputusan menentukan masa depan bangsa.
Pameran foto ini digelar dari tanggal 8-18 Maret 2021 di Selasar Gedung Nusantara II, Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta. (DSK/Tjoek)