SUARAINDONEWS.COM, Situbondo-Festival Pranata Adat dan Budaya serta Forum Perdamaian yang diselenggarakan Kemendesa PDTT di sejumlah daerah seperti di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat; Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah; dan di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur. Kini berlangsung di Situbondo, Jawa Timur (22/6) dengan mengusung tema mendorong penguatan komitmen perdamaian pada masyarakat dengan berbasiskan pada nilai-nilai keragaman budaya bangsa.
Demikian dikemukakan Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu (PDTu) Kementrian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT), Aisyah Gamawati, saat secara resmi membuka penyelenggaraan Festival Pranata Adat dan Budaya, dan Forum Perdamaian, di Alun-alun Kabupaten Situbondo, Jawa Timur ini.
Kegiatan Festival Pranata Adat dan Budaya di Kabupaten Situbondo diisi kegiatan pertunjukan kesenian nusantara seperti pentas tari landung, arak-arakan komantan korong, pertunjukan wayang kerte, dolanan bocah, pawai seni ancak, pertunjukan kesenian ohjung Situbondo, pawai petik laut, hingga best Situbondo carnaval.
Sebelum festival digelar, terlebih dulu diawali dengan kegiatan gelaran rapat koordinasi tentang penanganan konflik sosial oleh Asisten Deputi Konflik Sosial Kemenko PMK, dilanjutkan dialog nasional yang kemudian forum Perdamaian menghadirkan sejumlah tokoh lintas agama dan kelompok-kelompok masyarakat seperti dari Forum Kerukunan Umat Beragama, Forum Pembaruan Kebangsaan, Pemuda Anshor, Pagar Nusa, Pemuda Katolik, Pemuda Hindu, dan Pemuda Kristen.
Disamping festival juga diisi dengan kegiatan pameran usaha kecil dan menengah, revitalisasi sarana dan prasarana olahraga desa, deklarasi perdamaian, dan berbagai macam kegiatan lintas kementrian dan lembaga.
Acara festival ini diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Situbondo, pembacaan deklarasi perdamaian, pentas seni, dan penyerahan secara simbolis bantuan revitalisasi sarana olahraga desa oleh Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertentu Kemendesa PDTT, Aisyah Gamawati dan bantuan keserasian sosial serta kearifan lokal oleh Nurul Farijati, Direktur Perlindungan Sosial, Korban Bencana Sosial,Kementerian Sosial.
Bahkan sebelumnya dilakukan peletakan batu pertama revitalisasi sarana olahraga di Desa Olehan, Kecamatan Situbondo oleh Sekretaris Direktur Jenderal PDTu, Sugito, yang menyampaikan bahwa bantuan revitalisasi sarana olahraga ini diharapkan mampu mendorong kohesi sosial melalui olahraga sehingga tercipta dan terjalin rasa persatuan dan kesatuan, kekeluargaan, kegotongroyongan dan kebersamaan. Dan dengan giat olahraga diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat melalui penjualan produk-produk lokal ataupun ekonomi kreatif lainnya.
Sementara itu, Direktur Penanganan Daerah Pasca Konflik Kemendesa PDTT, Hasrul Edyar, selaku Ketua Pelaksana Kegiatan Festival Adat dan Budaya, mengatakan, bahwa sesuai dengan Nawacita poin ketiga yaitu membangun Indonesia dari pinggiran, maka kegiatan ini menjadi salah satu agenda utama program kerja Kemendesa PDTT. Dengan cara mendorong dan menguatkan lembaga kemasyarakatan desa dan lembaga adat desa sebagai mitra pemerintah desa dalam menjaga dan merawat nilai, tradisi, identitas, dan kearifan lokal untuk menjaga keharmonisan dan perdamaian masyarakat,” tambah Hasrul Edyar.
Kemendesa PDTT pun berharap melalui rangakaian kegiatan ini, akan mempererat kohesi sosial pada masyarakat akar rumput untuk merawat dan terus berkomitmen pada kondisi perdamaian. Bahkan dalam Forum Perdamaian semua peserta berdiskusi bersama dengan metode analisa konflik untuk menganalisa kemungkinan-kemungkinan penyebab konflik dan sumber utamanya, yang kemudian hasilnya akan dirumuskan bersama untuk melakukan pencegahan dan berbagai langkah tindakan preventif lain untuk penghentian potensi konflik, lanjut Hasrul Edyar lagi.
Sekitar 4000 peserta dari berbagai kelompok masyarakat desa di Kabupaten Situbondo turut hadir meramaikan Festival Pranata Adat dan Forum Perdamaian di Situbondo ini.
Turut hadir dan memberikan sambutan Bupati Situbondo, Dadang Sugiarto S.H, unsur Forkompimda setempat, Asisten Deputi Konflik Sosial, Kemenko PMK, Ponco Respati Nugroho, Direktur Perlindungan Sosial, Korban Bencana Sosial, Kemsos, Nurul Farijati serta perwakilan unit kerja di lingkungan Kemendesa PDTT.
Rrangkaian kegiatan di berbagai wilayah ini sudah digelar oleh Kemendesa PDTT sejak 2015 silam untuk mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan perdamaian di Indonesia yang berbasiskan pada nilai-nilai keragaman bangsa dan budaya setempat. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial.
Direktorat Penanganan Daerah Pasca Konflik yang dipimpinnya, selalu mendorong dan berkomitmen memfasilitasi setiap upaya-upaya untuk menjaga perdamaian dan menyelesaikan konflik, dengan melakukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait, maupun memberi masukan dalam program perencanaan dan pembangunan desa, ujar Aisyah Gamawati seraya menyudahi perbincangannya.
(pung; foto ist