SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Ambon, Suasana di SMP Muhammadiyah Ambon mendadak lebih meriah dari biasanya. Bukan karena ulangan dibatalkan atau kantin diskon, tapi karena ada tamu istimewa: Nono Sampono, anggota DPD RI asal Maluku, yang datang membawa oleh-oleh nasionalisme segar untuk siswa dan guru.
Bukan sekadar kunjungan formal, Nono hadir untuk mengajak semua yang hadir menjaga semangat kebangsaan. Gaya penyampaiannya pun santai tapi berisi – mirip seperti ngobrol dengan kakek yang bijak tapi bisa bikin ngakak.
“Kita punya banyak suku, bahasa, dan budaya. Tapi justru itulah kekuatan kita. Kita harus bangga jadi orang Indonesia,” tegas Nono di hadapan siswa-siswi yang langsung duduk lebih tegak.
Tak berhenti sampai di situ, Nono juga menyentil pentingnya peran guru dalam menyebarkan virus cinta tanah air – tentu saja virus yang baik.
“Guru kalian tidak hanya mengajarkan mata pelajaran, tetapi juga nilai-nilai seperti kejujuran, gotong royong, dan cinta tanah air. Kalian harus belajar dengan semangat dan jadi kebanggaan keluarga dan bangsa,” lanjutnya dengan gaya khas pencerita veteran.
Kegiatan ini nggak cuma diisi pidato, tapi juga diperkaya materi visual dan video yang menggugah. Gambar-gambar keren dan cuplikan inspiratif membuat semangat kebangsaan terasa lebih hidup – bahkan ada siswa yang mengaku ingin langsung ikut lomba pidato nasional!
Guru-guru pun tak kalah senang. Banyak yang bilang pendekatan seperti ini lebih mengena dibanding sekadar hafalan teori Pancasila dari buku paket.
Sebelum pulang, Nono memberi pesan pamungkas yang nggak kalah membakar semangat:
“Kalian adalah masa depan Indonesia. Jadilah pelajar yang berkarakter, berintegritas, dan mencintai tanah air. Itu adalah salah satu bentuk nyata mencintai negeri ini,” tutupnya sambil disambut tepuk tangan meriah.
Kesimpulannya? Nasionalisme itu nggak harus kaku dan berat. Lewat kunjungan seperti ini, semangat kebangsaan bisa jadi asyik, membumi, dan bikin bangga jadi bagian dari Indonesia. Siapa bilang cinta tanah air nggak bisa dikemas ringan tapi nendang?
(Anton)