SUARAINDONEWS.COM, Jatinangor – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian mengatakan, Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) bisa menjadi think tank (center of excellence) dalam pengambilan kebijakan di Indonesia.
Mendagri menyampaikan hal tersebut dalam acara Peresmian Renovasi Gedung Menza Nusantara, Gedung Balairung Rudini, dan Pembangunan Gedung Perpustakaan IPDN di Kampus Jatinangor, Selasa (10/1/2023).
“(IPDN) Tidak hanya sekadar menggodok (atau) mempersiapkan calon-calon birokrat, pemimpin, tapi juga menjadi center of excellence, menjadi think tank. Jadi permasalahan- permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah dikaji, tidak hanya (di) tempat pendidikan, (tetapi juga) dikaji dengan kemampuan scientific, ilmiah,” katanya.
Mendagri menyampaikan, birokrat adalah jantung pemerintahan. IPDN menjadi salah satu sekolah kedinasan yang menggodok praja menjadi birokrat yang baik. Dia berpesan agar IPDN betul-betul menjadi kebanggaan pemerintah Indonesia karena menjadi dapur penggodokan calon-calon pemimpin birokrat.
“Jadi kalau berteori saja itu hanya untuk menara gading, hanya untuk wacana saja di kalangan para akademik, sebaliknya membuat kebijakan tanpa didasari pada kajian yang ilmiah itu untung-untungan. Yang paling baik adalah membuat kebijakan yang didasarkan pada kajian ilmiah,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Mendagri menyampaikan beberapa upaya perbaikan, yang dapat mendukung IPDN menjadi pusat pendidikan dan penggodokan calon pemimpin, selain dengan perbaikan sarana prasarana. Pertama, kurikulum IPDN harus diperbarui sesuai dengan keadaan pemerintahan, sosial, ekonomi, dan politik yang bergerak dinamis.
“Jangan masukan pelajaran tahun 70 kedalam pelajaran sekarang sama (persis). Dasar-dasarnya, basic-nya boleh, tapi hal-hal yang di-update itu juga harus. Salah satu caranya adalah mengundang para praktisi pemerintahan. Undang para menteri-menteri yang datang berbicara, kepala lembaga untuk berbicara,” ungkapnya.
Kedua, dalam sistem pendidikan, Mendagri menekankan agar kekerasan di IPDN bisa dihilangkan. Menurutnya, kekerasan tidak memiliki manfaat dan hanya menjadi ajang balas dendam antarangkatan.
“Tidak ada gunanya, itu hanya balas membalas saja, harus diputus, (kalau) ada yang melakukan tindak tegas,” ucapnya.
Ketiga, Mendagri meminta para praja terbaik bisa menempuh pendidikan ke luar negeri dengan memanfaatkan beasiswa yang diberikan pemerintah, seperti Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Dia menegaskan, jangan sampai di tengah kondisi dunia yang semakin mengglobal, praja hanya berfokus pada ilmu-ilmu yang ada di Indonesia.
“Tanpa mengecilkan arti mutu pendidikan dalam negeri, tapi kalau dalam negeri kita mungkin cuma dapat dua, satu dapat ilmu dan jaringan dalam negeri, network. Tapi kalau kita ke luar negeri, kita mendapatkan ilmu yang mungkin berbeda, yang kedua juga mendapatkan jaringan luar negeri dan yang ketiga bisa mengembangkan wawasan internasional,” tandasnya.
Resmikan Gedung Menza
Dalam kesempatan ini, Mendagri Tito Karnavian meresmikan Gedung Menza Nusantara, Gedung Balairung Rudini setelah dilakukan renovasi dan penggunaan Gedung Perpustakaan Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) di Kampus Jatinangor, Selasa (10/1/2023).
Mendagri mengatakan, IPDN sebagai jantung pendidikan birokrat Indonesia harus memiliki sarana prasarana yang memadai dan menjadi kebanggaan para praja.
“Saya minta di ruangan itu jangan hanya untuk tempat makan, tapi juga tempat pajangan yang bisa menimbulkan kebanggaan dan mengenal daerah itu. Misalnya bendera 34 provinsi, harus ada di situ,” katanya.
Mendagri melanjutkan, pembangunan perpustakaan disesuaikan dengan kemajuan zaman dan perkembangan Teknologi Informasi (TI). IPDN bisa menghubungkan layanan perpustakaan dengan berbagai lembaga dan perguruan tinggi internasional, sehingga layanan itu bisa diakses oleh civitas academica.
“Universitas perguruan tinggi internasional mereka memberikan akses (layanan digital). Kita berlangganan, sehingga anak-anak kita tidak perlu untuk baca buku text book-nya secara paper, ini paperless. Mereka dari kamarnya bisa belajar. Bisa mengakses ke Oxford University, bisa mengakses ke perpustakaan National University Singapore, men-download data-data hasil penelitian,” terangnya.
Sementara itu, Rektor IPDN Hadi Prabowo menambahkan, renovasi Gedung Menza merupakan gagasan orisinal yang dicetuskan oleh Mendagri saat meninjau kampus pada tahun 2020. Hadi menerangkan, sejak pembangunan Gedung Menza Nusantara pada 1989, belum pernah dilakukan renovasi baik dari struktur gedung maupun interior.
“Menindaklanjuti arahan Bapak Menteri yang dimaksud, kami segera melaksanakan renovasi dan syukur alhamdulillah pelaksanaan renovasi telah selesai, sehingga pada hari ini telah siap untuk diresmikan,” ujarnya.
Lebih lanjut Hadi menuturkan, renovasi ditujukan untuk memberikan kenyamanan, kebanggaan, dan kewibawaan bagi setiap praja dan lembaga IPDN. Renovasi Gedung Menza terdiri atas penggantian seluruh keramik Menza dan paving blok, halaman pelataran Menza, mengganti panggung utama, penggantian meja dan kursi, perbaikan tembok, penggantian sound system, hingga pemberian ornamen pemerintahan di dalam gedung.
Terkait pembangunan perpustakaan, Hadi menjelaskan perencanaan pembangunan gedung perpustakaan telah dilakukan sejak tahun anggaran 2018. Pembangunan perpustakaan akan dilaksanakan secara bertahap. Perpustakaan akan dikembangkan dengan fasilitas elektronik dan berbasis digital.
“Sesuai arahan Bapak Mendagri secara bertahap perpustakaan akan kami lengkapi dengan berbagai fasilitas elektronik agar bisa menjadi perpustakaan berbasis digital, melalui pemenuhan jaringan fiber optic secara bertahap dan kerja sama dengan perpustakaan nasional. Kami melaporkan pula, telah dilakukan pula penataan Balairung Rudini dengan melengkapi sarana LED dan ornamen panggung utama,” tuturnya.
Selain peresmian gedung renovasi, acara ini turut dibarengi dengan pemberian Penghargaan Kartika Pamong Praja Madya dari Rektor IPDN kepada Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Herman Deru. Kemudian juga pemberian hibah dua buah minibus dari Pemerintah Provinsi Sumsel kepada IPDN. Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) juga turut memberikan hibah berupa satu buah metrobus. (wwa)