SUARAINDONEWS.COM, Moskow – Mantan Presiden Uni Soviet, Mikhail Gorbachev meninggal dunia di usianya yang ke 92 tahun. Mengutip AFP, Gorbachev wafat di Moskow, Rusia pada Selasa (30/8/2022).
“Mikhail Gorbachev meninggal dunia malam ini setelah sekian lama mengidap penyakit serius,” mengutip pernyataan rumah sakit di Moskow.
Mikhail Sergeyevich Gorbachev lahir di Privolnoye, Rusia pada 2 Maret 1931 silam. Dia merupakan politiksu Rusia yang pernah menjabat sebagai Presiden Uni Soviet pada 1990-1991.
Karir politiknya di partai komunis berada di puncak ketika didapuk sebagai Sekjen pada 1985 hingga 1991.
Gorbachev juga menjadi Presiden Uni Soviet yang kedelapan sekaligus yang terakhir. Pasalnya, setelah itu Uni Soviet runtuh usai sejumlah wilayah melepaskan diri dan membentuk negara.
Kepemimpinan Gorbachev menandai masa-masa runtuh Uni Soviet sebagai negara komunis. Perestroika dan Glasnost adalah dua kebijakan krusial yang diambil mendiang saat menjabat menjadi Presiden pada 1980-an.
Perestroika berarti perubahan atau reformasi untuk mendorong modernisasi ekonomi dan masyarakat di negaranya.
“Jelas sekali kamerad. Kita harus berubah, kita semua,” tuturnya dalam pidato pada awal 1986.
Perestroika berarti membangun kembali Soviet yang saat itu mengalami kemunduran terutama secara ekonomi.
Gorbachev juga membuka keran kebebasan berpendapat dalam kebijakan Glasnost. Tak ada lagi larangan bagi setiap warga yang mengkritik negara dan Partai Komunis Rusia dalam kebijakan itu.
Glasonost berarti akhir dari sensor dan pemblokiran terhadap media termasuk media asing di negara itu.
Gorbachev juga memutuskan nasib negara-negara Eropa Timur yang bebas dari aturan Soviet.
Kebijakan Gorbachev ini pula yang disambut gegap-gempita Barat dan sebagian rakyat Soviet. Namun, kebijakannya itu juga mendapat kecaman dari sejumlah kalangan di negaranya yang bersikeras dengan kebijakan-kebijakan lama Soviet.
Ia bahkan dituduh menjadi biang kerok kehancuran Uni Soviet yang pernah jadi negara raksasa dunia.
Meski demikian, kepemimpinan Gorbachev berperan penting dalam meredam Perang Dingin dengan Amerika Serikat dan negaranya.
Alih-alih mempertahankan status quo melanggengkan Perang Dingin, Gorbachev memilih jalan damai dengan Barat. Ia bakan menguatkan hubungan dekat dengan sejumlah pemimpin negara-negara Barat saat itu. Sebut saja Kanselir Jerman kala itu, Helmut Kohl, bahkan Presiden AS, Ronald Reagan.
Namun semakin dia membuat Soviet semakin terbuka pada kepemimpinannya dari 1985 hingga 1991, posisinya semakin tersingkir. Adlah pejabat Partai Komunis, Boris Yeltsin, yang menepikan Gorbachev dari kursi kepresidenan.
Nama Gorbachev pun seolah semakin terlupakan ketika Soviet runtuh dan menjadi Republik Federasi Rusia pada 1991. (wwa)