SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Para petambak udang di berbagai daerah di Indonesia tengah menghadapi krisis serius. Rantai distribusi dan ekspor udang mendadak terputus setelah munculnya temuan radioaktif Cesium-137 pada produk udang Indonesia yang dikirim ke Amerika Serikat (AS). Dampaknya, ekspor ke Negeri Paman Sam tertahan karena diberlakukannya sertifikasi baru dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS.
Ketua Umum Shrimp Club Indonesia (SCI), Andi Tamsil, menyampaikan langsung permintaan kepada Presiden Prabowo Subianto agar pemerintah segera turun tangan menyelesaikan persoalan ini.
“Bapak Presiden yang terhormat, sektor industri udang mengalami putus rantai distribusi. Udang bukanlah industri yang bisa dijeda seperti furnitur atau otomotif. Masa panen harus segera disalurkan ke pengolah dan pembeli. Tapi rantai ini terputus karena peraturan sertifikasi baru dari FDA,” kata Andi, Kamis (9/10/2025).
Harga Udang Anjlok, Petambak Merugi
Andi mengungkapkan, akibat terhentinya ekspor dan lambatnya respons pemerintah, harga udang di tingkat petambak anjlok 30–40 persen di sejumlah wilayah, terutama di Sumatra bagian utara dan Jawa bagian barat.
“Harga udang sangat variatif sesuai ukuran. Misalnya yang tadinya Rp70 ribu per kilogram, sekarang turun jadi Rp45–50 ribu. Di beberapa daerah, harga bahkan sudah jatuh 40 persen,” ungkapnya.
Selain harga yang merosot, penumpukan stok udang di tambak juga menjadi masalah besar. Banyak gudang beku (cold storage) menahan pembelian karena ketidakpastian ekspor dan aturan sertifikasi baru.
“Yang paling mengkhawatirkan adalah udang tidak terbeli atau tidak tertampung karena isu radioaktif dan sertifikat baru yang harus dipenuhi. Cold storage banyak menahan diri untuk belanja,” lanjut Andi.
Sertifikasi FDA Jadi Penghambat Baru
Menurut Andi, aturan sertifikasi tambahan dari FDA AS sebenarnya bukan hal sulit jika ditangani dengan cepat dan serius. Namun, lambatnya respons pemerintah membuat dampaknya kini terasa luas di lapangan.
“Ini bukan hal kompleks. Kalau diseriusi, syaratnya bisa selesai dalam 3–7 hari. Tapi keseriusan masalah ini tampaknya belum ada. Menteri Kelautan dan Perikanan sepertinya fokus pada pembangunan tambak baru, sementara kami yang sedang panen diabaikan,” tegasnya.
Industri Udang Terancam Lumpuh
Andi memperingatkan, bila situasi ini dibiarkan berlarut, Indonesia berisiko kehilangan daya saing di pasar ekspor udang global.
“Kami berharap Bapak Prabowo bisa turun tangan langsung. Kalau dibiarkan, industri udang bisa rugi besar dan sulit bangkit kembali,” pungkasnya.
Sekilas Fakta
- Indonesia termasuk 10 besar eksportir udang terbesar dunia, dengan pasar utama di AS, Jepang, dan Tiongkok.
- Temuan radioaktif Cesium-137 pada kiriman udang Indonesia ke AS menyebabkan FDA memperketat sertifikasi keamanan pangan.
- Krisis ini menyebabkan harga udang di dalam negeri anjlok dan ribuan petambak terancam merugi besar.
Sektor udang Indonesia kini berada di titik kritis. Petambak menunggu langkah cepat pemerintah untuk memulihkan ekspor dan memastikan keberlangsungan industri perikanan nasional yang selama ini menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar negara.
(Anton)