SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Sebuah studi global terbaru mengungkap adanya krisis kesehatan baru: meningkatnya angka kematian di kalangan remaja dan orang dewasa muda di berbagai negara.
Laporan ini berasal dari studi Global Burden of Disease (GBD) yang dirilis di jurnal The Lancet dan dipresentasikan di World Health Summit di Berlin, Jerman, Senin (13/10/2025) waktu setempat.
Kematian Generasi Muda Naik di Banyak Negara
Padahal, secara umum angka harapan hidup dunia terus naik — kini mencapai 76,3 tahun untuk perempuan dan 71,5 tahun untuk laki-laki, meningkat lebih dari 20 tahun dibandingkan 1950.
Namun, para peneliti menemukan lonjakan kematian justru terjadi di kelompok usia muda, terutama di Amerika Utara dan Amerika Latin.
Penyebab utamanya antara lain:
- Bunuh diri
- Penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol
- Gangguan kecemasan dan depresi yang meningkat tajam, terutama pada perempuan muda.
“Peningkatan kematian pada remaja dan dewasa muda sangat mencolok dalam data kami,” kata Dr. Christopher Murray, Direktur Institute for Health Metrics and Evaluation (IHME) Universitas Washington.
Ia menambahkan, banyak faktor saling berkaitan — mulai dari pengaruh media sosial, pola asuh modern, hingga dampak pandemi Covid-19 yang memperburuk kondisi mental generasi muda.
Afrika Masih Dihadang Penyakit Menular dan Kematian Anak
Di kawasan Afrika Sub-Sahara, situasinya berbeda. Studi menunjukkan angka kematian anak usia 5–14 tahun ternyata lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Penyebabnya masih didominasi oleh penyakit menular seperti malaria, TBC, dan HIV, serta cedera tidak disengaja.
Untuk perempuan usia 15–29 tahun, tingkat kematian bahkan 61% lebih tinggi dari estimasi sebelumnya. Faktor utamanya adalah:
- Komplikasi kehamilan dan persalinan
- Kecelakaan lalu lintas
- Penyakit meningitis
Penyakit Kronis dan Mental Kini Jadi Ancaman Utama
Secara global, dua pertiga beban penyakit dunia kini berasal dari penyakit kronis seperti jantung dan diabetes, sementara gangguan kesehatan mental meningkat tajam di berbagai negara.
Para peneliti menegaskan, setengah dari seluruh beban penyakit sebenarnya bisa dicegah — misalnya dengan mengendalikan:
- Tekanan darah tinggi
- Polusi udara
- Kebiasaan merokok
- Kelebihan berat badan (obesitas)
Seruan: Kesehatan Anak Muda Harus Jadi Prioritas Dunia
CEO Amref Health Africa, Dr. Githinji Gitahi, mengingatkan bahwa 60% penduduk Afrika berusia di bawah 25 tahun. Karena itu, katanya, kesehatan anak muda adalah investasi paling penting bagi masa depan benua itu.
“Lonjakan penyakit tidak menular di kalangan anak muda Afrika bukan ancaman masa depan — itu sudah terjadi sekarang,” ujarnya.
Ia mendesak adanya investasi besar di sistem kesehatan publik agar lebih fokus pada kebutuhan generasi muda.
Sementara itu, Prof. Emmanuela Gakidou dari IHME memperingatkan bahwa negara berpendapatan rendah berisiko mundur dalam kemajuan kesehatan bila bantuan internasional terus berkurang.
“Tanpa dukungan global untuk layanan primer, obat, dan vaksin, kesenjangan kesehatan antarnegara akan makin melebar,” tegasnya.
Meski manusia hidup lebih lama dibanding 70 tahun lalu, generasi muda justru menghadapi risiko kematian baru akibat tekanan mental, gaya hidup tidak sehat, dan lemahnya sistem kesehatan.
Para ahli menyerukan agar pemerintah dunia mulai memprioritaskan kesehatan remaja dan dewasa muda, bukan hanya fokus pada usia lanjut, agar kemajuan kesehatan global tidak mundur lagi.
(Anton)