SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Komunitas Puisi Esai memberikan penghargaan kepada Kota Kinabalu sebagai ibu kota Puisi Esai. Piagam penetapan kota Kinabalu diberikan oleh Penggagas Puisi Esai Denny JA dan diterima oleh Walikota Bandaraya Kota Kinabalu Dr. Benedict Oliver Lidadun, di Jakarta, pada acara Festival Puisi Esai Jakarta ke-2, 13 Desember 2024.
Denny JA mengatakan, Kota Kinabalu yang terletak di Sabah, Malaysia, layak menerima penghargaan tersebut karena melihat perkembangan puisi esat sangat pesat di negeri tetangga tersebut. “Saya juga tidak menyangka bahwa puisi esai bisa berkembang dengan sangat pesat di Kinabalu,” kata penulis puisi esai pertama di dunia ini.
Puisi esai masuk Kinabalu pada tahun 2016, empat tahun setelah lima puisi esai pertama diterbitkan dalam buku “Atas Nama Cinta” tahun 2012. Sejak saat itu, puisi esai semakin dikenal di Sabah. Orang yang menulis puisi esai juga bertambah terus dari hari ke hari.
Karena jumlah anggota komunitas puisi esai di Sabah semakin banyak, warga Sabah, yang diwakili oleh BAHASA (Badan Bahasa dan Sastera, Sabah, Malaysia) menyelenggarakan Festifal Puisi Esai Antarbangsa sudah tiga kali sampai tahun ini.
Sejumlah penyair, penulis, akademisi dari Indonesia selalu diundang untuk memaparkan kertas kerja mereka pada diskusi di Festival yang berlangsung setiap tahun itu. Mereka yang pernah diundang antara lain Fatin Hamama, R. Syam, Agus R. Sarjono, Jamal D Rahman, Imam Qalyubi, Jonminofri, dan lainnya.
Mereka juga mengundang penyiar, penulis, dan akademisi dari Singapura, Brunei, Thailand untuk menghadiri Festival Puisi Esai Antarbangsa ini di Sabah.
Denny JA bersama Komunitas Puisi Esai di Jakarta memberikan penghargaan yang tinggi kepada para penulis puisi esai di Sabah yang telah berusaha keras menulis dan menyebarkan puisi esai di kota mereka sehingga puisi esai sudah diterima dengan baik dan terbuka oleh warga Sabah.
Di sisi lain, Komunitas puisi esai di sabah juga berusaha mandiri dalam menggelar festival ini. Dalam arti, mereka berusaha mencari pendanaan sendiri di dalam negeri untuk menggelar Festival Puisi Esai di sana. Hasilnya adalah pemerintah negeri Sabah mendukung festival ini dengan menyediakan dana untuk penyelenggaraan festival puisi esai di Kinabalu.
Perkembangan sekarang semakin menggembirakan. Festival semakin besar, penulis puisi esai semakin banyak, buku puisi esai juga diterbitkan terus hingga hari ini di Sabah.
Walaupun ada warga atau penyair yang keberatan menerima puisi esai di Sabah, tapi jumlahnya kalah banyak dibandingkan dengan yang menerima puisi esai di kota itu.
Karena puisi esai berkembang secara eksponensial di Sabah, sudah saatnya komunitas puisi esai di Jakarta atau di Indonesia memberikan dan pengakuan kepada Kota Kinabalu, Sabah, sebagai Ibukota puisi esai.
Festival Puisi Esai Antarbangsa sudah menjadi agenda rutin tahunan di Sabah. Jadi bisa dipastikan festival puisi esai akan berlangsung terus di Kota Kinabalu, Sabah.
Sedangkan Festival Puisi Esai Jakarta baru berlangsung 2 kali hingga tahun ini. Denny JA sudah mengumumkan bahwa dia akan menyisihkan dana abadi agar Festival Puisi Esai ini akan berlangsung setiap tahun.
Festival Puisi Esai Jakarta ke-2 akan berlangsung di Taman Ismail Marzuki, tanggal 13 dan 14 Desember 2024. Peserta Festival ini akan datang dari Aceh hingga Papua. Termasuk 11 Gen Z yang dinobatkan sebagai Duta Puisi Esai di tempat mereka masing-masing. Selain penyerahan Puisi Esai Award, di festival ini akan diselenggarakan panel diskusi, pemutaran film puisi esai, dan pembacaan puisi esai mini.
(ANTON)