SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Galeri Nasional Indonesia (GNI) menggelar “KopDar Virtual Sketch” (25/7) melalui aplikasi Zoom dan live Facebook Galeri Nasional Indonesia. KopDar Virtual Sketch menjadi salah satu program bimbingan dan edukasi GNI yang memberikan kesempatan kepada publik untuk sharing informasi dan pengalaman tentang sketsa.
Kepala Galeri Nasional Indonesia, Pustanto mengapresiasi “KopDar Virtual Sketch” ini, meski tidak bisa menggantikan sensasi berdiskusi secara tatap muka. Akan tetapi, di tengah kondisi yang serba terbatas ini, GNI berupaya tetap memberikan edukasi kepada publik, serta memberikan kesempatan bagi publik untuk tetap aktif dan kreatif.
Program ‘KopDar Virtual Sketch’ serta ‘Tantangan KamiSketsa GalNas’ adalah wujud dari keseriusan GNI mengupayakan edukasi seni rupa kepada publik, lanjut Pustanto.
Dengan kata lain, selain menjadi bagian, sekaligus merupakan tantangan dari program “Tantangan KamiSketsa GalNas” yang telah dijalankan secara daring sejak Maret 2020 lalu. Istilah “VS” merujuk pada Virtual Sketch atau Versus. Dimana “VS KamiSketsa GalNas” mengajak publik membuat karya sketsa dengan merespons objek tertentu, seperti berupa bangunan atau human interest, di mana objek tersebut diakses secara virtual. Namun tidak sembarang objek, karena objek sketsa ditentukan oleh seorang penantang.
Dan penantang perdana “VS KamiSketsa GalNas” yakni KaNa, salah satu anggota KamiSketsa GalNas yang telah memilih kawasan Mayestik dan Blok M menjadi objek tantangan bagi peserta lainnya. Para peserta dapat mengakses kawasan tersebut melalui Google Street View dengan link yang dibagikan oleh GNI. Selanjutnya, hasil karya sketsa diunggah masing-masing peserta di akun Instagram pribadi dengan mencantumkan #vsgalnas dan #kamisketsagalnasdarirumah.
Di kawasan Mayestik, banyak toko maupun bangunan tus yang masih eksis hingga kini dan menarik untuk dijadikan objek sketsa. Ada Toko Esa Genangku sebagai ikon toko yang sangat melegenda dari generasi ke generasi. Ada restoran Mandala dan Bakmi Boy yang pastinya selalu dikenang oleh pecinta kuliner mie serta masakan China.
Disamping itu, ada kawasan Melawai yang melegenda dengan restoran restoran Jepang serta bangunan-bangunan kolonialnya, di kawasan yang kerap disebut ‘Little Tokyo’ ini, Bahkan acara tahunan Jepang kerap diadakan di sana, imbuh KaNa.
Tantangan “VS KamiSketsa GalNas” ini telah berlangsung pada 9–14 Juli 2020 lalu, dan berhasil menjaring 154 karya sketsa. Dari jumlah tersebut, dipilih lima karya sketsa atas nama akun Instagram @ysoer57, @iwanwidodoo, @osoygeboy, @thgthgthg, dan @piktipsketch.
Pembahasan dalam “KopDar Virtual Sketch” semakin menarik disimak dengan kehadiran Zamrud Setya Negara dan Teguh Margono, juga para sketchers yang mengikuti Tantangan “VS KamiSketsa GalNas”, seperti Aryo Bimo, Elvin Emeraldo, Iwan Widodo, KaNa, Seto Parama Artho, juga Yoso Bayudono dan dimoderatori Aola Romadhona, Edukator GNI. Tak ketinggalan, masing-masing sketchers pun akan bercerita mengenai proses mereka berkarya untuk mengikuti Tantangan “VS KamiSketsa GalNas”.
Pertimbangan pemilihan karya mulai dari clustering teknik dan media, keartistikan karya, orisinalitas, hingga kemudian karya yang dipilih kami cek kembali apakah sudah memenuhi persyaratan atau belum. Karena tantangan ini juga punya syarat dan ketentuan, jadi kami tentunya ingin karya yang terpilih juga sudah tertib dengan ketentuan tantangan, tutur Teguh Margono, Kurator.
Selanjutnya, Zamrud Setya Negara, sketcher dan motivator edukasi seni rupa, bahwa sketsa virtual kini memang tengah menjadi primadona. Apalagi di tengah pandemi seperti ini, sketsa virtual menjadi jalan tengah bagi para sketchers untuk tetap aktif. Selain itu, kegiatan ini juga mudah dilakukan dengan bantuan Google Street View, sketchers dengan mudah berkelana dan menemukan hal-hal baru untuk di-sketch, ujar Zamrud menutup perbincangan.
(Tjo; foto dok GNI