SUARAINDONEWS.COM, Bandung-Di puncaki penampilan Opick dan lelang lukisan ustadz Derry Sulaiman, Konser Satu Hati yang dihelat di Bandung (4/2), kembali berhasil mengumpulkan donasi pembangunan Pesantren Indonesia Pertama di Amerika Serikat sebesar Rp 2.5 Miliar. Dan setelah di helat Jakarta dan Bandung, maka Konser Satu Hati selanjutnya yakni di Kota Pekanbaru, 25 Februari mendatang.
Di puncak Konser Satu Hati yang dikemas di The Trans Luxury Hotel, Opick menyuguhkan tiga tembang, yang mengajak penonton bersenandung syahdu. Usai “Ya Rahman”, Opick memanggil Derry Sulaiman, eks personel Betrayer yang kini hijrah. Derry pun menemani Opick dengan melukis kaligrafi lafaz Allah yang indah (yang kemudian lukisan-lukisan itu dilelang).
Derry pun membuat lukisan kaligrafi dengan lafaz bismillahirohmanirohim yang terbagi ke atas empat kanvas. Selain itu, dia juga melukis spontan di atas panggung. Opick pun kemudian mengisi repertoar dengan “Ya Maulana” yang berirama gembira. Lalu disambut “Ya Rosul Salam Alaika” oleh Derry. Menutup penampilan, Opick melantunkan “Bila Waktu Telah Berakhir” yang membuat penonton berkaca-kaca karena liriknya yang sangat menyentuh.
Konser Satu hati dibuka oleh Snada, Dwiki Dharmawan, Ita Purnamasari, dan Budhi Haryono. Dwiki di balik grand piano berwarna putih mengantarkan intro nomor “Jagalah Hati”. Irama pun berubah rancak dengan tabuhan tabla Budhi. Dan Ita pun naik pentas untuk melantunkan “Taubat” bersama Snada. Sedangkan Indah Dewi Pertiwi menyanyikan “Tuhan” dan “Kebesaran-Mu”. Sementara Fadly. Penyanyi vokalis Padi Reborn melantunkan Fadly Insha Allah dan Begitu Indah.
Konser Satu Hati dihelat dalam rangka mensosialisasikan dan menggalang dana untuk pembangunan pesantren di Kota New York, Amerika Serikat. Kegiatan tersebut diinisiasi oleh Nusantara Foundation bersama Imam Shamsi Ali.
Dirinya memilih New York untuk membangun pesantren karena New York merupakan jantung dunia sehingga pengaruhnya akan besar karena orang akan melihat dan mendengar. Dan Islam adalah kebenaran dan tidak boleh terhalangi. Di New York, makin dihalangi, Islam makin berkembang. Saat ini sebanyak 20 ribu orang setiap tahun masuk Islam di NY. Kebanyakan dari generasi muda. Oleh karenanya semua mualaf, perlu bimbingan agar bisa menjalankan islamnya dengan baik. Jadi pesantren ini perlu, ungkap Shamsi Ali.
Dengan mendirikan pesantren Shamsi Ali ingin mengenalkan Indonesia dari sudut Islam yang damai. Karena pesantren merupakan pola pendidikan khas di Indonesia. Pesantren di New York dibangun di atas lahan 7,4 hektar. Direncanakan, Juli 2018 mulai beroperasi, karena saat ini sedang mengurus perizinan, mencari tenaga pengajar, dan menyusun kurikulum yang disesuaikan. Amerika adalah negara yang menjunjung tinggi kebebasan beragama. Kalau pesantren ini sukses, persepsi untuk Amerika yang selama ini dikenal islamophobia akan positif, jelas Shamsi Ali.
Konser Satu Hati, di Hotel Trans Luxury Bandung, Ahad malam (4/2) memperoleh antusiasme yang cukup tinggi dari masyarakat Bandung dan sekitarnya. Bahkan, Gubernur Jabar Ahmad Heryawan pun, terlihat antusias menyaksikan sajian musik religi yang dibawakan oleh beberapa artis ibukota.
(lin/tjo; foto lin