SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Ketua Komite IV DPD RI, Ahmad Nawardi, menyoroti efektivitas penyaluran dana besar pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yang dinilai belum berdampak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, terutama bagi pelaku UMKM dan masyarakat kecil.
Dalam rapat bersama OJK dan BI, Nawardi menjelaskan bahwa selama ini pemerintah telah menggelontorkan dana sangat besar untuk mendorong perputaran uang di masyarakat. BI disebut telah mengalirkan dana sekitar Rp800 triliun melalui berbagai program, ditambah dengan Rp200 triliun dari Kementerian Keuangan. Totalnya, sekitar Rp1.000 triliun digelontorkan untuk menopang perekonomian nasional.
“Dana sebesar itu kan tujuannya agar uang beredar lebih banyak dan ekonomi tumbuh. Tapi kalau pertumbuhan ekonomi triwulan III hanya 5,04%, lebih rendah dari triwulan II, artinya ada yang tidak berjalan, ” ujar Nawardi.
Pertumbuhan Kredit Tidak Merata
Nawardi juga menyoroti pertumbuhan kredit perbankan yang dinilai tidak menyentuh sektor-sektor kecil. Ia menjelaskan bahwa dari target penyaluran kredit sekitar Rp200 triliun, sudah 100% terealisasi—bahkan beberapa bank besar seperti Mandiri dan BTN diperkirakan segera menyusul mencapai 100%.
Namun, pertumbuhan kredit tersebut rupanya lebih banyak dinikmati korporasi besar, sementara kredit untuk UMKM, usaha kecil, pedagang kaki lima, toko kelontong, hingga pengemudi ojek online justru turun.
“Ini kan jadi pertanyaan, ke mana larinya dana sebesar itu? Mengapa tidak dirasakan oleh usaha kecil yang seharusnya menjadi tulang punggung ekonomi rakyat?” tegasnya.
BI Turunkan Suku Bunga, Tapi Bunga Bank Tidak Ikut Turun
Hal lain yang disoroti adalah kebijakan BI yang sudah menurunkan suku bunga acuan sebanyak enam kali berturut-turut hingga berada di level 4,75%. Namun, suku bunga deposito dan kredit di perbankan tak kunjung turun.
“BI sudah menurunkan suku bunga, tapi bank tidak ikut menurunkan. Ini kan menghambat pertumbuhan kredit dan ekonomi, ” ujar Nawardi.
Ia meminta OJK lebih tegas mengawasi perbankan agar kebijakan moneter BI dapat benar-benar berdampak di lapangan.
Dorong Akselerasi Kredit untuk UMKM
Menurut Nawardi, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5%, namun banyak lembaga memproyeksikan hanya mencapai sekitar 5,1%. Untuk itu, ia menilai perbankan harus berperan aktif dengan memberikan kemudahan kredit bagi UMKM dan usaha kecil.
“Perbankan harus sejalan dengan kebijakan pemerintah. Kalau pemerintah ingin mendorong ekonomi, perbankan jangan hanya fokus pada korporasi besar, ” katanya.
Ia menegaskan bahwa percepatan pertumbuhan ekonomi harus dilakukan bersama-sama—pemerintah, BI, OJK, dan dunia perbankan—agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat.
(Anton)



















































