SUARAINDONEWS.COM, Bogor – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI menggandeng Taman Safari Indonesia mengampanyekan gerakan kepedulian satwa komodo atau Varanus komodoensis ke sejumlah pegiat dan pelaku lembaga konservasi satwa di Indonesia.
Kepala Departemen Sains Taman Safari Indonesia drh Bongot Huaso mengungkapkan bahwa kampanye yang dilakukan bersama KLHK melalui Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG) itu salah satunya melalui lokakarya.
“Workshop ini ditujukan kepada lembaga konservasi, dokter hewan dan kurator yang memiliki koleksi komodo di Indonesia,” kata Kepala Departemen Sains Taman Safari Indonesia drh Bongot Huaso, Sabtu (18/11/2023).
Menurut dia, selain menjalin silaturahmi, kegiatan lokakarya ini juga untuk menambah pengalaman melalui sesi sharing mengenai manajemen, kesehatan, dan pengelolaan satwa komodo di lembaga konservasi yang ada di Indonesia.
Kegiatan lokakarya berlangsung di Aula Utama Taman Safari Bogor dengan mengundang sejumlah pembicara dari KLHK, PT Smelting, serta beberapa pakar di antaranya Gerardo Garcia PhD dari Chester Zoo – United Kingdom dan Vanessa Almagro Delgado DVM M.Sc dari Barcelona Zoo Spanyol.
Sejumlah lembaga konservasi yang hadir memenuhi undangan di antaranya, Taman Margasatwa Ragunan, Jatim Park, Lembang Park and Zoo, Bali Zoo, Bali Reptile Park, Bali Bird Park.
Kemudian, Kebun Binatang Surabaya, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Taman Margasatwa Bukit Tinggi serta perwakilan sejumlah unit TSI Group (Solo Safari, TSI Prigen, TSI Bali, Taman Safari Bogor dan Batang Dolphin Center).
“Mereka diberi pemaparan tentang keberadaan populasi komodo di dunia saat ini dan diharapkan mendapat masukan dari pemerintah Indonesia sebagai pemilik satwa,” papar drh Bongot.
Selain itu, kata dia, lokakarya ini jua untuk meneguhkan komitmen mengenai keterbukaan informasi, membangun riset bersama, dan mengedepankan Indonesia sebagai penentu kebijakan dalam manajemen populasi komodo.
“Sehingga dapat membangun sebuah populasi komodo yang sehat melalui mekanisme One Plan Approach,” tutupnya. (ANT/Akhirudin)