SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan hingga kini sebanyak 112 ribu mahasiswa terlibat dalam Program Kampus Mengajar di lebih dari 23 ribu sekolah sasaran.
“Mereka terjun langsung dan berkolaborasi bersama para guru, kepala sekolah hingga orang tua murid,” kata Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemendikbudristek, Sri Suning Kusumawardani dalam keterangan di Jakarta, Jumat (20/10/2023).
Sri menuturkan Program Kampus Mengajar merupakan jawaban atas tantangan saat ini, yaitu adanya permintaan pasar kerja terhadap sumber daya manusia (SDM) yang semakin kompleks.
Pembelajaran yang akan diikuti oleh mahasiswa selama bergabung dalam program ini dinilai bisa mengasah berbagai kompetensi, seperti kemampuan komunikasi, kerja sama, kepemimpinan, cara berpikir kreatif, dan pemecahan masalah.
Kampus Mengajar yang akan memasuki angkatan ke-7 dilaksanakan dengan dua harapan, yaitu peningkatan kompetensi mahasiswa serta akselerasi peningkatan literasi dan numerasi peserta didik di sekolah sasaran.
“Saya harap tujuan baik ini bisa mendapatkan dukungan penuh dari perguruan tinggi untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada mahasiswa untuk bisa bergabung, mendaftar, dan mengabdi,” katanya.
Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi Kemendikbudristek, Beny Bandanadjaja menjelaskan program Kampus Mengajar mampu menghadirkan metode pembelajaran baru bagi siswa vokasi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Beny mengatakan mahasiswa vokasi bisa membagikan pengalaman serta pengetahuannya dalam aspek penguatan literasi digital dan membantu melatih kepemimpinan serta komunikasi peserta didik di SMK melalui kolaborasi bersama para guru.
Sementara itu, Kampus Mengajar angkatan ke-7 mulai dibuka pada 1 November 2023, dan membuka kesempatan untuk 30.000 mahasiswa yang terpilih.
Nantinya, para pendaftar mengikuti berbagai rangkaian seleksi sebelum akhirnya bisa diterjunkan ke 3.000 target Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di seluruh Indonesia.
(ANT/AM)