SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Kedutaan Besar Turki di Indonesia, menyatakan, penamaan jalan Soekarno dan Ataturk di kedua negara merupakan timbal balik hubungan diplomatik.
Terlebih, penamaan tokoh nasional Turki, Ataturk, juga merupakan permintaan dari pihak Indonesia sendiri.
“Selanjutnya KBRI ingin mengklarifikasi bahwa penamaan suatu Jalan sebagai “Jalan Atatürk” telah diterima secara resmi oleh Indonesia,” jelas pernyataan kedutaan Turki yang diterima Republika, Jumat (22/10/2021).
Mereka menambahkan, penerimaan oleh Pemerintah Indonesia dilakukan berdasarkan pesan tertulis melalui Nota Diplomatik. Termasuk, juga secara lisan langsung kepada pihak Indonesia.
Kendati demikian, proses penamaan jalan di Jakarta sesuai nama Bapak Pendiri Republik Turki sebagai “Jalan Atatürk” diklaim masih berlangsung melalui konsultasi.
Mereka menambahkan, penamaan itu masih dikoordinasikan dengan pihak berwenang terkait di Indonesia.
Seperti diketahui, KBRI Ankara sebelumnya meminta pemerintah Turki untuk menamai jalan di depan gedung baru mereka dengan nama Sukarno.
Sementara, menurut Dubes RI, Turki mengusulkan Mustafa Kemal Ataturk menjadi nama jalan di Jakarta.
Namun, reputasi Ataturk yang dianggap sebagai tokoh sekuler Turki yang kontroversial dengan pemikiran sesat dan dikenal seluruh dunia sebagai Islamofobia, yang telah menggulingkan Kekaisaran Ottoman.
Karena itu, usulan nama tersebut, mendapat penolakan masif dan memicu banyak protes di dalam negeri.
Mustafa Kemal Ataturk merupakan seorang pendiri dan presiden pertama Republik Turki.
Ia lahir di Thessaloniki pada 12 Maret 1881 dan meninggal di Istana Dolmabahce, Istanbul, Turki pada 10 November 1938.
Mustafa Kemal Ataturk memiliki nama asli Ghazi Mustafa Kemal Pasha.
Dikutip dari britanica.com Mustafa Kemal memimpin revolusi negara dan memodernisasi sistem hukum dan pendidikan negara dengan cara Eropa.
Selain itu, ia membuktikan dirinya sebagai komandan militer yang sukses sebagai komandan divisi dalam pertempuran Gallipoli.
Mustafa Kemal memimpin memimpin gerakan nasional “Perang Kemerdekaan Turki” setelah kekalahan kekaisaran Ottoman di tangan tentara sekutu dan rencana untuk memecah negara tersebut.
Kampanye militernya sukses untuk kemerdekaan negara dan terbentuknya Republik Turki.
Mustafa Kemal memperkenalkan serangkaian pembaharuan yang luas dan berupaya menciptakan sebuah negara moderen yang sekuler dan demokratis.
Ia memerintahkan rakyatnya untuk melawan invansi pasukan Yunani yang berusaha memaksakan kehendak sekutu dan mengalahkan agresi oleh pasukan Inggris, Prancis, dan Italia.
Pada 24 November 1934, Majelis Luhur Turki memberikan Mustafa Kemal dengan nama Ataturk yang artinya Bapak Bangsa Turki.
Mustafa Kemal lahir di Salonika atau Thessaloniki yang saat itu merupakan pelabuhan kekaisaran Ottoman yang berkembang pesat.
Ayahnya yang bernama Ali Riza pernah menjadi letnan di unit milis lokal selama perang Rusia – Turki pada tahun 1877 – 1878.
Ibunya yang bernama Zubeyde Hanim berasal dari komunitas petani di sebelah barat Salonika.
Dikutip dari p2K.unhamzah.ac.id ketika Mustafa Kemal berusia 12 tahun ia masuk ke sekolah militer di Selanik dan Manastir.
Kedua sekolah ini merupakan pusat nasionalisme Yunani anti Turki.
Mustafa berupaya untuk mendapatkan sekolah menangah militer di Selanik kemudian namanya ditambah Kemal yang artinya kesempurnaan oleh guru matematika karena kecerdasan akademiknya.
Selanjutnya ia masuk ke akademi militer di Monastir pada tahun 1895.
Ia lulus dengan pangkat letnan pada tahun 1905 dan didudukkan di Damaskus.
a juga dijadikan penentang aktif Kekhalifahan Ottoman.
Pada 1907 ia didudukkan di Selânik dan bergabung dengan Komite Kesatuan dan Kemajuan yang disebut sebagai kelompok Turki Muda.
Pada tahun 1908 kaum Turki Muda merebut kekuasaan khalifah Abdul Hamid II.
Lalu, Mustafa dijadikan tokoh militer senior pada 1911.
Ia juga pergi ke provinsi Libya untuk turut serta melawan invansi Italia.
Pada bulan September 1907 Mustafa Kemal dinyatakan pindah ke Salonika.
Ia bergabung dengan kelompok anti-pemerintah yang dominan.
Selain itu, Komite Persatuan dan Kemajuan memiliki hubungan dengan gerakan Turki Muda yang nasionalis dan reformis.
Pada bulan Juli 1908 pemberontakan terjadi di Makedonia.
Sultan Hamid II dipaksa untuk mengembalikan konstitusi tahun 1876 yang membatasi kekuasannya dan membangun kembali pemerintahan perwakilan.
Selanjutnya, pahlawan dari Revolusi Turki Muda yang bernama Enver Pasa menjadi saingan terbesar Musatafa.
Sementara itu, Mustafa dijadikan kolonel sebagai komandan divisi di daerah Gallipoli.
Pada tahun 1915 ia memperagakan peranan kritis dalam pertempuran melawan pasukan sekutu Inggris, Perancis, dan ANZAC dalam pertempuran Gallipoli.
Mustafa berhasil menahan pasukan-pasukan sekutu di Conkbayiri dan di bukit-bukit Anfarta.
Keberhasilan Mustafa ini membuat ia dinaikkan pangkatnya menjadi Brigadir Jenderal.
Dengan demikian, ia memperoleh gelar Pasha dan memperoleh pengaruh yang luas dalam peperangan.
Melalui pengaruh dan pengalaman inilah yang menjadikan Mustafa Kemal berhasil menggulingkan kekhalifahan Ottoman dan merebut kembali wilayah-wilayah yang telah diserakan kepada Yunani setelah perang. (wwa)