SUARAINDONEWS.COM, Boyolali-Stabilisasi harga menjadi prioritas, demikian ditegaskan Mendag Enggartiasto Lukita di depan Presiden Joko Widodo saat meresmikan Pasar Sambi di Boyolali, Jawa Tengah (30/1), dalam rangka program revitalisasi pasar.
Dengan kata lain, secara nasional, fluktuasi harga dalam keadaan normal. Harga di pasar dijaga agar tidak terlalu tinggi dan mudah dijangkau masyarakat sementara harga di tingkat petani tetap stabil sehingga tidak merugikan petani. Inilah upaya kerangka menjaga keseimbangan harga di tingkat produsen dan konsumen.
“Oleh karenanya, harga tidak boleh turun terlalu tajam agar tidak merugikan petani. Dan kita harus mencari harga yang seimbang antara harga perolehan petani dan harga jual,” ujar Mendag.
Dihadapan Presiden, Mendag menyampaikan revitalisaasi Pasar Sambi dilakukan selama setahun dengan dana APBN sebesar Rp 6 miliar. Total pedagang di Pasar Sambi sebanyak 572 orang, meliputi pedagang los 314 orang, pedagang pelataran 194 orang, pedagang kios baru 29 orang, dan pedagang yang menempati kios lama 35 orang.
Keberadaan pasar yang memiliki luas lahan 4.959 m2 dan luas bangunan 4.539 m2 dapat mendorong perekonomian daerah dan merupakan aset daerah. Bahkan Pasar Sambi didesain bernilai sosial dan budaya.
Secara umum, pasar rakyat memiliki peran strategis dan daya tahan yang kuat menghadapi goncangan ekonomi, baik lokal maupun global, jelas Mendag lebih lanjut.
Dengan distribusi barang, stabilitas harga, dan ketersediaan barang, kebutuhan pokok mempunyai peranan yang sangat strategis dalam perekonomian nasional. Yakni meningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di Kabupaten Boyolali, harap Mendag.
Selama lima tahun, Presiden bertekad merevitalisasi sebanyak 5 ribu pasar rakyat di seluruh Indonesia. Program revitalisasi pasar rakyat merupakan langkah penting yang diambil pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
Mendag juga menekankan pentingnya penguatan perdagangan dalam negeri yang efisien dan harus terus dilakukan untuk meningkatkan daya saing pasar domestik. Sehingga butuh upaya meningkatkan citra pasar rakyat yang mampu tumbuh dan berkembang bersama-sama dengan pasar dan toko modern dengan menetapkan Prototipe Pasar Tipe A sampai dengan Tipe D.
Disamping Kemendag membangun pasar rakyat yang dilaksanakan melalui Dana Alokasi Khusus dan Tugas Pembantuan ini, serta memberikan dukungan fasilitasi bantuan sarana usaha perdagangan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Boyolali pada 2016 diantaranya berupa 50 unit gerobak dagang, 75 unit tenda, dan 100 unit sepeda rombong jamu.
Fasilitasi tersebut diharapkan dapat mendorong peran dan komitmen pemda dalam melaksanakan pemberdayaan usaha mikro kecil sektor perdagangan di wilayahnya. Bagi pelaku usaha mikro kecil juga diharapkan tidak hanya berorientasi usaha jangka pendek, tapi juga berorientasi wirausaha untuk terus maju dan berkembang.
“Menjadi pelaku usaha yang berdaya saing dan produktif dengan mengedepankan kebersihan, ketertiban, kejujuran dan keamanan konsumen,” harap Mendag.
Dalam kesempatan tersebut, Mendag Enggartiasto Lukito yang mendampingi Presiden Jokowi bersama Menteri Kabinet Kerja, meluncurkan fasilitas Kemudahan Impor Tujuan Ekspor Industri Kecil dan Menengah (KITE IKM) di Sentra Kerajinan Logam Desa Tumang, sekaligus Mendag meninjau stan pameran khusus produk yang ada di wilayah Kabupaten Boyolali. (tjo/tony)