SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat, Agung Suprio, meminta masyarakat agar membiasakan diri dengan sistem siaran digital atau ASO (Analog Awitch Off), seiring dengan berakhirnya siaran analog secara Nasional di Tanah Air untuk selamanya pada 2022 mendatang.
Dengan sistem siaran digital, masyarakat akan lebih mudah menangkap siaran televisi dimana pun berada. Kualitas gambar dan suara yang diterima juga jernih dan sangat jelas. Sistem siaran ini menyelesaikan persoalan blank spot siaran di tanah air.
“Teknologi siaran baru ini akan lebih menguntungkan publik ketimbang sistem siaran analog yang masih digunakan hingga saat ini,” jelas Agung Suprio di sela-sela peluncuran Sosialisasi dan Publikasi “Menjaga Indonesia dan Perbatasan Melalui Penyiaran Digital” di Mandalika, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (11/10/2020).
Menurut Agung, digitalisasi penyiaran adalah keniscayaan karena sistem siaran ini sudah digunakan hampir di seluruh negara di dunia. Di ASEAN, hanya Indonesia dan Timor Leste yang belum melakukan transformasi sistem teknologi baru ini.
Sistem siaran ini, bermanfaat bagi masyarakat, terutama yang ada di wilayah terdepan atau perbatasan, tertinggal dan terpencil yang belum tersentuh oleh siaran televisi nasional.
“Ini berarti dapat mendorong perkembangan dan juga menjaga kehidupan berbangsa dan bernegara serta menangkal siaran asing yang meluber di wilayah perbatasan,” jelas Agung.
Upaya digitalisasi siaran televisi itu sudah dilakukan secara bertahap. Pada 2017, KPI bekerjasama dengan Kemeterian Kominfo secara resmi meluncurkan siaran perdana TV digital di wilayah perbatasan, tepatnya di Nunukan, Kalimantan Utara. Siaran itu juga dilakukan di Batam dan Jayapura.
Agung menjelaskan kegiatan sosialisasi dan publikasi digital yang diinisiasi KPI bekerjasama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) diselenggarakan secara tatap muka dan daring (webinar) dengan peserta dari seluruh tanah air.
Kegiatan yang dilakukan secara tatap muka menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dan dibatasi hanya 50 orang yang mengikuti secara fisik. Selebihnya terlibat dalam jarring (daring).
“Kami menerapkan semua rangkaian protokol kesehatan dengan juga melakukan test rapid bagi peserta dan panitia yang hadir secara langsung,” tegas Agung.
Selain Agung Suprio, kegiatan sosialisasi tersebut juga menghadirkan Ketua Komisi I DPR RI, Meutya Hafidz. Adapun sebagai narasumber Anggota Komisi I DPR RI, Yan Permenas Mandenas, Sekjen Kemkominfo, Rosarita Niken Widiastuti, Direktur Utama BAKTI, Anang Latif, dan Wakil Ketua KPI Pusat, Mulyo Hadi Purnomo. Sebagai pemandu kegiatan sosialisasi, Komisioner KPI Pusat , Irsal Ambia. (Tumpak S)