SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Dunia sedang menghadapi krisis besar: sampah plastik. Setiap tahun, lebih dari 250 juta ton plastik dibuang ke lingkungan, menciptakan polusi yang merusak ekosistem dan kehidupan manusia. Menurut data terbaru dari Natural History Museum, sekitar 20% dari sampah plastik tersebut langsung mencemari alam, mulai dari sungai hingga lautan.
Masalah ini paling parah terjadi di negara-negara berkembang, termasuk India, Nigeria, dan Indonesia, yang menjadi penyumbang sampah plastik terbesar di dunia. Sebuah penelitian baru dari Universitas Leeds menunjukkan bahwa lebih dari 52 juta ton sampah plastik mencemari lingkungan setiap tahunnya. Fakta ini mengungkap kesenjangan besar dalam pengelolaan limbah antara negara maju dan negara berkembang.
Negara Penyumbang Sampah Plastik Terbesar di Dunia
Menurut penelitian, berikut adalah daftar 10 negara dengan produksi sampah plastik tertinggi:
- India: 9,3 juta ton per tahun
- Nigeria: 3,5 juta ton per tahun
- Indonesia: 3,4 juta ton per tahun
- Tiongkok: 2,8 juta ton per tahun
- Pakistan: 2,6 juta ton per tahun
- Bangladesh: 1,7 juta ton per tahun
- Rusia: 1,7 juta ton per tahun
- Brasil: 1,4 juta ton per tahun
- Thailand: 1 juta ton per tahun
- Republik Demokratik Kongo: 1 juta ton per tahun
Kenapa Polusi Plastik Harus Dihentikan?
Sampah plastik tidak hanya mencemari lingkungan tetapi juga merusak kesehatan manusia. Sampah ini dibagi menjadi dua kategori utama:
- Mikroplastik: Potongan kecil plastik berukuran kurang dari 5 mm, yang ditemukan di air, tanah, bahkan tubuh manusia dan hewan. Mikroplastik diduga memengaruhi sistem imun, mengubah kimia darah, dan berkontribusi pada penyebaran penyakit.
- Makroplastik: Sampah plastik berukuran besar seperti kantong plastik atau botol. Jenis ini sering menjerat satwa liar, menyumbat sungai, dan melepaskan racun berbahaya.
Lebih buruk lagi, hanya 9% plastik yang didaur ulang setiap tahun, sementara sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir atau dibakar secara tidak terkendali. Pembakaran plastik ini menghasilkan polutan berbahaya yang dapat memengaruhi kualitas udara dan kesehatan manusia.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Penelitian ini mendorong adanya Perjanjian Plastik Global untuk mengatasi masalah ini dengan lebih serius. Dr. Josh Cottom, salah satu penulis penelitian, mengatakan bahwa kesenjangan layanan pengelolaan sampah harus segera diatasi.
“Setidaknya 1,2 miliar orang di dunia hidup tanpa akses layanan pengumpulan sampah. Mereka terpaksa membuang sampah secara sembarangan atau membakarnya, yang membahayakan kesehatan mereka,” ungkapnya.
Dr. Costas Velis, rekan penulis, juga menekankan bahaya pembakaran plastik secara terbuka, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, seperti gangguan perkembangan saraf dan polusi udara yang meluas.
Solusi untuk Generasi Muda
Sebagai generasi muda yang peduli lingkungan, ada banyak hal yang bisa dilakukan:
– Kurangi penggunaan plastik sekali pakai. Gunakan barang-barang yang dapat digunakan kembali, seperti botol minum dan tas belanja.
– Dukung program daur ulang. Pastikan sampah plastikmu diolah dengan benar.
– Tingkatkan kesadaran. Bagikan informasi ini ke teman dan keluarga untuk menginspirasi perubahan.
– Dorong inovasi. Teknologi baru seperti plastik biodegradable dan pengelolaan limbah berbasis AI bisa menjadi solusi jangka panjang.
Masa Depan yang Lebih Bersih
Krisis plastik adalah masalah yang tidak bisa diabaikan. Dibutuhkan kerja sama global, kebijakan yang kuat, dan aksi nyata dari setiap individu. Dengan langkah-langkah ini, kita bisa menciptakan dunia yang lebih bersih dan sehat untuk generasi mendatang.
Ingat, setiap tindakan kecilmu bisa membuat perubahan besar.
(Anton)