SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) secara resmi melantik Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN). PFN merupakan perusahaan milik negara yang dikenal dengan produksi film legendaris seperti Si Unyil.
Pengangkatan Ifan Seventeen: Dari Penyanyi ke Pemimpin Perusahaan Film
Kabar ini telah dikonfirmasi oleh Juru Bicara BUMN, Putri Viola.
“Betul, mendapatkan kepercayaan. Jadi memang ada pengangkatan direksi. Kita juga tahu kan sekarang Komisaris Utamanya sudah ditetapkan,” ujar Putri, Kamis (13/3/2025).
Namun, pengangkatan Ifan sebagai pucuk pimpinan PFN mendapat beragam reaksi dari publik. Banyak yang mempertanyakan latar belakang Ifan sebagai musisi, sementara ia kini ditugaskan untuk memimpin perusahaan di industri perfilman.
Menanggapi hal tersebut, Putri meminta masyarakat untuk memberikan kesempatan kepada Ifan membuktikan kemampuannya.
“Ifan bukan hanya seorang penyanyi, tapi juga memiliki pengalaman sebagai produser. Kita harapkan pemimpin muda seperti dia bisa membawa gebrakan baru untuk PFN,” tambahnya.
Perjalanan PFN: Dari Produksi Film ke Pembiayaan Audiovisual
PT Produksi Film Negara (PFN) merupakan perusahaan yang bergerak di industri audiovisual. Dalam beberapa tahun terakhir, PFN telah bertransformasi menjadi perusahaan yang fokus pada pembiayaan film.
Pada tahun 2023, PFN mencatatkan pendapatan sebesar Rp2,7 miliar dengan laba sebesar Rp220 juta. Perusahaan ini mengalami perubahan status dari Perusahaan Umum (Perum) menjadi Persero pada Agustus 2023, sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 42 Tahun 2023.
Perubahan ini membuat seluruh aset, hak, dan kewajiban PFN menjadi milik persero, termasuk hubungan kerja karyawan yang juga berubah dari Perum ke Persero.
“Perusahaan Perseroan (Persero) memiliki tujuan untuk melaksanakan usaha perfilman dan konten, serta mengoptimalkan sumber daya berdasarkan prinsip tata kelola yang baik,” bunyi Pasal 2 Ayat 1 PP tersebut.
Harapan Pemerintah terhadap PFN di Masa Depan
Dengan perubahan status badan hukum ini, pemerintah berharap PFN dapat meningkatkan kinerja, tata kelola, serta efisiensi dalam bisnis perfilman. Selain itu, PFN diharapkan bisa mendukung produksi film yang bermutu, bernilai pendidikan, dan mencerminkan budaya nasional.
Ke depan, langkah dan strategi yang akan diterapkan Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PFN tentu akan menjadi sorotan publik. Masyarakat menantikan gebrakan baru dari perusahaan ini dalam industri perfilman Indonesia.
Bagaimana menurutmu? Apakah Ifan Seventeen bisa membawa PFN menuju era baru perfilman nasional?
(Anton)