SUARAINDONEWS.COM, Jakarta — Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham, menanggapi tegas beredarnya isu Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang disebut-sebut mendapat restu dari Istana, untuk mengganti Bahlil Lahadalia sebagai Ketua Umum Partai Golkar.
Dalam pernyataan resminya di Idrus Marham Center, Jakarta Pusat, Jumat (1/8), Idrus menyebut bahwa isu Munaslub tersebut patut dicurigai. Menurutnya, ada pihak-pihak yang berniat tidak baik terhadap Partai Golkar dan mencoba menciptakan instabilitas internal yang tidak berdasar.
“Isu ini bukan sekadar dinamika biasa, tapi bisa menjadi upaya sistematis untuk mengganggu soliditas Partai Golkar. Tidak ada alasan konstitusional maupun moral untuk mengganti Ketua Umum Bahlil Lahadalia,” ujar Idrus.
Lebih lanjut, mantan Menteri Sosial ini menegaskan, bahwa tidak ada urgensi sama sekali untuk menggelar Munaslub. Ia pun memperingatkan siapa pun yang menyebarkan isu ini—baik dari kalangan internal maupun eksternal partai—agar berdialog langsung dengannya untuk membahas secara konstitusional dan intelektual.
“Siapa pun yang menyebarkan isu ini, saya tantang untuk berdialog. Jangan bermain di belakang layar, apalagi hanya mengandalkan bisik-bisik tanpa landasan konstitusi dan logika politik,” tegas Idrus.
Menyebut Kinerja dan Kredibilitas Bahlil
Idrus juga menyampaikan bahwa Bahlil Lahadalia merupakan sosok yang kredibel, memiliki pengalaman dan prestasi, termasuk di kalangan pemuda dan organisasi Islam. Ia menyebut Bahlil bukan hanya Ketua Umum Partai Golkar, tapi juga pernah memimpin organisasi kepemudaan seperti BKPRW (Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Wilayah) dan kini dipercaya sebagai Ketua Dewan Pembina Pemuda Masjid Dunia.
“Pak Bahlil tidak hanya kuat secara struktural partai, tapi juga punya jejak sosial dan ideologis yang solid. Ia berada di jalan lurus,” kata Idrus menegaskan.
Dukung Kepemimpinan Nasional
Dalam kesempatan yang sama, Idrus juga menyampaikan dukungan terhadap Presiden Prabowo Subianto. Ia menyatakan bahwa Indonesia saat ini berada dalam fase penting menuju rekonsiliasi sejarah nasional, dari Orde Lama, Orde Baru, Reformasi, hingga Indonesia Emas 2045.
Menurutnya, Prabowo tengah membangun jembatan kebangsaan dengan semangat patriotisme, intelektualitas, dan produktivitas.
“Kepemimpinan ke depan harus berdasarkan pada prestasi dan produktivitas. Jangan sampai posisi publik diberikan pada orang yang tidak sepadan secara kompetensi,” tegas Idrus.
Ia juga mengutip hasil studi bahwa salah satu masalah utama di Indonesia adalah ketidakseimbangan antara kompetensi dengan jabatan publik yang diemban, dan mengingatkan bahwa hal tersebut hanya bisa diatasi dengan seleksi berdasarkan prestasi, bukan pragmatisme.
Seruan Menghargai Prestasi
Sebagai penutup, Idrus menekankan pentingnya membangun budaya penghargaan terhadap prestasi dan menjadikan kinerja sebagai tolok ukur utama dalam menilai pejabat publik.
“Kalau kita ingin Indonesia maju, maka prestasi harus menjadi dasar dalam memposisikan seseorang pada jabatan. Hanya dengan begitu, program-program yang lahir akan produktif dan menyentuh kebutuhan rakyat,” ujarnya.
Pernyataan Idrus Marham ini menjadi alarm politik bahwa Partai Golkar tengah menghadapi manuver internal yang sensitif. Namun, posisi Idrus yang secara terbuka membela Bahlil dan menegaskan legalitas kepemimpinannya menunjukkan bahwa dukungan terhadap Bahlil masih kuat di lingkar elite partai. Isu Munaslub pun kini bukan hanya soal pergantian pucuk pimpinan, tapi juga menyentuh isu moral, etika politik, dan stabilitas partai di tahun-tahun krusial menuju Pemilu 2029.
(Anton)