SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Idrus Marham, menegaskan bahwa komentarnya terkait kritik Ketua Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun terhadap Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa bukanlah teguran, melainkan masukan agar komunikasi politik di dalam koalisi pemerintahan tetap harmonis dan produktif.
“Iya sih, kita menyadari setiap orang punya gaya, ciri, dan karakter tersendiri. Tetapi dalam komunikasi politik hari ini diperlukan keseimbangan antara kebeneran dan kepeneran, meminjam konsep budaya Jawa,” ujar Idrus di Jakarta, Minggu (19/10/2025).
Menurut Idrus, setiap pernyataan publik sebaiknya tidak hanya berisi kebenaran substansi, tapi juga disampaikan dengan cara yang bijak dan beretika. Ia menilai dua nilai itu — benar isi dan benar cara — penting untuk menciptakan komunikasi yang sejuk dan membangun.
“Kalau dua-duanya dijaga, hasilnya akan mengarah pada keharmonisan yang produktif. Itu yang kita inginkan,” tegasnya.
Bukan Teguran, Tapi Refleksi Bersama
Idrus menegaskan bahwa komentarnya tidak dimaksudkan untuk menegur Misbakhun secara pribadi. Ia justru berharap agar semua pihak di Partai Golkar dan Koalisi Indonesia Maju bisa menjadikan hal ini sebagai refleksi bersama untuk memperkuat kekompakan pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Ini bukan teguran, tapi masukan untuk kita semua. Bagaimana seharusnya komunikasi politik dijalankan, apalagi kita ini satu keluarga besar — di rumah besar Indonesia, dan di Koalisi Indonesia Maju,” jelas Idrus.
Latar Belakang Kritik
Sebelumnya, Misbakhun mengingatkan Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa agar tidak terlalu sering mengomentari kebijakan kementerian lain, dan fokus pada program besar ekonomi nasional. Pernyataan itu muncul setelah Purbaya menyoroti rendahnya serapan anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) dan perubahan target defisit APBN 2025.
Namun, Idrus berpendapat bahwa komunikasi antar-lembaga, terutama antara DPR dan pemerintah, perlu dijaga agar tidak menimbulkan kesan disharmoni di awal pemerintahan baru.
“Saya memahami semangat Pak Misbakhun dalam menjalankan fungsi pengawasan. Tapi sebagai kader Golkar, setiap pernyataan sebaiknya disampaikan dalam semangat membangun, bukan menyerang,” kata Idrus.
Stabilitas Politik Kunci Pemerintahan
Idrus juga menekankan bahwa komunikasi yang baik antara eksekutif dan legislatif sangat penting untuk menjaga stabilitas pemerintahan.
“Kita semua satu keluarga besar yang punya tanggung jawab menjaga keutuhan dan stabilitas politik. Kritik boleh, tapi disampaikan dengan semangat kebersamaan agar sejalan dengan visi besar Presiden,” ujarnya.
Peneliti: Kritik Purbaya Justru Bentuk Evaluasi
Dalam kesempatan terpisah, peneliti Formappi menilai pernyataan Menkeu Purbaya tentang rendahnya serapan anggaran justru merupakan bentuk evaluasi atas lemahnya pengawasan DPR terhadap pelaksanaan APBN.
“Kalau DPR menjalankan fungsi kontrol dengan baik, Menkeu tidak perlu lagi mengingatkan. Peringatan Purbaya justru menunjukkan bahwa fungsi pengawasan belum maksimal,” tulis Formappi dalam keterangannya.
Kolaborasi Jadi Kunci
Baik pandangan Idrus maupun Formappi sama-sama menekankan pentingnya kolaborasi dan komunikasi konstruktif antar-lembaga agar kebijakan ekonomi dan program prorakyat bisa berjalan efektif tanpa menimbulkan gesekan politik yang tidak perlu.
“Kritik tetap penting, tapi harus dalam koridor membangun. Kalau semua lembaga saling menghormati dan menjaga komunikasi, pemerintah bisa bekerja lebih fokus untuk rakyat,” tutup Idrus.
(Anton)




















































