SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Bangun jam 5 pagi, ngopi, baca kitab suci, sarapan bareng keluarga, lalu kerja tiga hari seminggu dari rumah. Kedengarannya seperti mimpi? Buat Graham Cochrane, ini kenyataan.
Pebisnis asal Amerika Serikat ini menjalani hidup yang bikin iri banyak orang. Bayangkan, dia punya pendapatan pasif sekitar US\$160.000 atau setara Rp2,4 miliar per bulan. Duit segede itu masuk rekening, bahkan ketika dia sedang makan siang santai atau jalan-jalan bareng keluarga.
Duit dari Kursus Online dan Komunitas
Graham bukan pesulap. Uangnya datang dari kursus online yang mengajarkan orang cara menghasilkan uang dari minat mereka. Dia juga menjual program pelatihan, dapat komisi dari afiliasi, dan memiliki sekitar 2.800 pengguna aktif produknya.
Yang bikin menarik, Graham mendesain bisnisnya agar bisa jalan otomatis, tanpa harus dia pegang setiap hari. Sistem email otomatis, konten terjadwal, dan tim editor membuat bisnis tetap hidup walau dia tidak sibuk 24/7.
Kerja? Cuma Senin sampai Rabu!
Hari Senin, Graham fokus bikin konten: video YouTube dan podcast yang jadi pintu masuk utama orang-orang mengenalnya. Sisanya? Menjawab email dan berinteraksi dengan anggota komunitas pelatihan bisnisnya, Six-Figure Community.
Hari Rabu adalah waktunya sesi langsung dan pelatihan lanjutan. Dalam sebulan, dia juga bikin konten eksklusif buat member komunitas berbayar.
“Saya tidak percaya budaya hustle itu sehat. Apa gunanya jadi bos kalau kerja terus-menerus?” – Graham Cochrane
Jumat = Kencan, Minggu = Berbagi
Meski cuan deras, bagi Graham keluarga tetap nomor satu. Hari Jumat jadi waktu khusus buat quality time dengan istri. Mereka olahraga bareng, makan siang, ngobrol soal anak, bahkan rutin konseling pernikahan agar hubungan tetap sehat.
Hari Minggu? Saatnya berbagi. Graham dan keluarga aktif di gereja dan komunitas lokal, termasuk membantu tunawisma. Dia bahkan menyumbangkan 30% dari penghasilannya untuk amal, dan berharap bisa naik jadi 50%.
“Saya menghasilkan uang agar bisa memberi lebih banyak,” katanya, menunjukkan bahwa uang bukan cuma soal gaya hidup, tapi juga soal dampak.
Inspirasi Bagi Generasi Melek Digital
Di era digital ini, cerita Graham jadi bukti bahwa penghasilan pasif bukan mitos, tapi bisa dirancang dengan sistem, konsistensi, dan visi jangka panjang. Ia memilih membangun bisnis berbasis nilai hidupnya — bukan sebaliknya.
Punya waktu, punya uang, dan tetap dekat dengan keluarga. Gaya hidup Graham Cochrane ini mungkin bisa jadi life goals baru buat generasi digital yang ingin kerja cerdas, bukan kerja keras semata.
(Anton)




















































