SUARAINDONEWS.COM, Jakarta — Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Herman Khaeron, menegaskan pentingnya penanaman nilai-nilai kebangsaan dan nasionalisme sejak usia dini sebagai pondasi menuju Indonesia Emas 2045. Indonesia Emas bukan sekadar slogan. Ini harus menjadi realitas yang dicapai melalui masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera.
Hal ini ia sampaikan dalam forum diskusi Dialektika Demokrasi bertajuk “Menanamkan Semangat Kemerdekaan dari Usia Dini”, bersama Koordinator Wartawan Parlemen menjelang peringatan Hari Kemerdekaan ke-80 Republik Indonesia, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (5/8/2025).
Ia menggarisbawahi bahwa sejarah kemerdekaan Indonesia adalah hasil dari perjuangan panjang, bukan pemberian. Karena itu, semangat nasionalisme harus terus dikobarkan lintas generasi.
“Kemerdekaan kita bukan hadiah dari penjajah. Ini hasil perjuangan panjang para leluhur kita. Nilai ini harus diwariskan, diajarkan sejak dini kepada generasi muda,” ujarnya.
Belajar dari Negara Maju
Kesempatan tersebut, Herman mengajak bangsa Indonesia untuk belajar dari negara-negara yang berhasil membangun kemajuan dengan mengandalkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul, seperti Jepang dan Korea Selatan.
“Negara seperti Jepang dan Korea bisa maju tanpa kekayaan alam melimpah. Mereka punya SDM hebat. Indonesia pun harus fokus pada pembangunan SDM yang beretika, bermoral, dan nasionalis,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa sejarah panjang perjuangan kemerdekaan, mulai dari gerakan Budi Utomo (1908), Sumpah Pemuda (1928), hingga Proklamasi 17 Agustus 1945, adalah bukti betapa pentingnya persatuan dan perjuangan kolektif rakyat Indonesia.
Peran Negara dan Media
Herman mendorong negara untuk mengambil peran aktif dalam membentuk karakter kebangsaan generasi muda melalui sistem pendidikan dan kebijakan afirmatif. Ia menyebut program seperti 4 Pilar MPR RI, pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP), serta penguatan nilai-nilai Pancasila oleh BPIP sebagai langkah strategis.
Ia juga memuji inisiatif pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam program makan bergizi gratis dan pendirian sekolah rakyat, yang menurutnya merupakan upaya konkret membentuk generasi unggul.
“Pemerintah harus menjadi fasilitator utama dalam menanamkan sikap patriotisme. Ini tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. Negara harus hadir,” tegasnya.
Herman menutup pernyataannya dengan mengapresiasi media massa, khususnya Koordinator Wartawan Parlemen, yang menurutnya memainkan peran penting dalam menyebarkan semangat nasionalisme.”Media adalah kunci. Ketika media konsisten mengabarkan nilai-nilai kebangsaan dan perjuangan, maka itu akan menguatkan kesadaran kolektif bangsa,” tutupnya.
(Anton)