SUARAINDONEWS.COM, London – Dampak serangan siber ke Jaguar Land Rover (JLR) makin terasa luas. Bukan cuma bikin pabrik berhenti produksi, tapi juga mengancam ribuan pekerja di rantai pasok. Serikat pekerja Unite kini menuntut pemerintah Inggris bikin skema furlough darurat agar para pekerja tidak harus “bayar harga” dari serangan ini.
Produksi Mandek, Kerugian Miliaran
Beberapa minggu lalu, JLR kena serangan siber yang bikin jalur produksi terhenti. Perusahaan sudah memastikan pabrik tidak akan beroperasi sampai minimal 24 September 2025, bahkan bisa molor sampai November.
- Kerugian ditaksir £72 juta per hari.
- Diperkirakan sudah ada £1,7 miliar mobil yang gagal diproduksi, dengan kerugian laba mencapai £120 juta.
Artinya, bukan cuma JLR yang rugi besar, tapi juga para pemasok yang selama ini hidup dari produksi mobil Jaguar dan Land Rover.
Pekerja Kena Imbas
Banyak pekerja di rantai pasok JLR kini dirumahkan, bahkan ada yang disuruh daftar Universal Credit (semacam tunjangan sosial Inggris). Padahal, lebih dari 100.000 orang bekerja di rantai pasok JLR, dan ada perusahaan yang 100% bergantung pada produksi JLR.
Sharon Graham, Sekjen Unite, menegaskan:
“Pekerja di rantai pasok JLR tidak boleh jadi korban dari serangan siber ini. Pemerintah harus turun tangan melindungi pekerjaan dan industri vital bagi ekonomi.”
Unite mencontohkan langkah pemerintah Skotlandia yang memberi paket bantuan untuk staf bus manufacturer Alexander Dennis, dan meminta Westminster bikin kebijakan serupa.
Respons JLR
Jaguar Land Rover sendiri enggan mengomentari tuntutan Unite. Dalam pernyataan resminya, JLR hanya menegaskan masih berupaya keras menyelesaikan masalah:
“Kami telah memperpanjang penghentian produksi sampai Rabu, 24 September 2025, sembari investigasi forensik kami berjalan. Kami sangat menyesal atas gangguan yang terus terjadi ini.”
Situasi Masih Tegang
Dengan ribuan pekerja terancam kehilangan penghasilan, tekanan publik kepada pemerintah makin besar. Pertanyaannya: apakah pemerintah bakal bergerak cepat bikin skema furlough darurat, atau membiarkan pekerja menanggung akibat dari krisis ini?
(Anton)