SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Tingginya prevalensi penyakit kardiovaskuler di Indonesia disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan pola mankan yang tidak seimbang. Perilaku tersebut merupakan salah satu kontributor utama terjadinya penyakit jantung koroner serta berpotensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death.
Berdasarkan data BPJS bulan Nopember tahun 2022 menunjukkan biaya pelayanan kesehatan untuk penyakit jantung dan pembuluh darah menghabiskan hampir separuh dari total biaya sebesar Rp. 10,9 Triliun dengan jumlah kasus 13.972.050.
Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, lebih dari 17 juta orang di dunia meninggal akibat penyakit jantung dan pembuluh darah. Kematian di Indonesia akibat penyakit Kardiovaskuler mencapai 651.481 penduduk per tahun, yang terdiri dari stroke 331.349 kematian, penyakit jantung koroner 245.343 kematian, penyakit jantung hipertensi 50.620 kematian.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2P PTM), Kementerian Kesehatan RI, Dr. Eva Susanti S.Kp, M.Kes, mengatakan momentum peringatan hari jantung sedunia agar menjadikan momentum bersama mewujudkan keberhasilan Indonesia di bidang kesehatan yang tertuang pada pilar transformasi sistem kesehatan tahun 2021-2024, meliputi transformasi layanan primer untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
“Peningkatan kesadaran tersebut melalui edukasi, pencegahan, dan meningkatkan kapasitas serta kapabilitas layanan primer,” kata Eva Susanti, di Jakarta, Senin (25/09/2023).
Dijelaskannya, hari jantung sedunia yang diperingati setiap tanggal 29 September mengusung tema global di tahun 2023 adalah “use heart know heart” dan tema nasional “kenal jantung sehatmu, sayangi jantungmu”.
Tema ini bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit jantung yang dimulai dari diri sendiri, keluarga dan masyarakat agar terus menerapkan perilaku CERDIK bagi yang sehat dan PATUH bagi peyandang penyakit jantung dan PTM lainnya.
CERDIK, cek kesehatan secara teratur, enyahkan asap rokok, rajin berolahraga, diet yang seimbang, istirahat yang cukup dan kelola stress dengan baik.
Sedangkan khusus penyandang penyakit tidak menular (PTM) agar rajin kontrol dan minum obat dengan PATUH. Hal itu kepanjangan dari periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, tetap diet dengan gizi seimbang, upayakan aktivitas fisik dengan aman dan hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik. (Ahmad Djunaedi)