SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Departemen Neurologi, FKUI/RSCM, melalui staf pengajarnya, Dr.dr. Nur Rasyid, Sp.S(K) melaunching alat pemeriksaan viskositas atau kekentalan darah yang bernama Neo Microcapiler Digital (NMD). Alat ini bermanfaat untuk perkembangan diagnostik pada penyakit stroke.
Menurut Dr.dr. Nur Rasyd, viskositas adalah tahanan terhadap aliran darah akibat gesekan lamina-lamina yang bergerak sepanjang sumbu pembuluh darah karena perbedaan kecepatan.
Sedangkan viskositas darah merupakan salah satu pemeriksaan hemoreologi, yakni suatu bidang yang mempelajari tentang aliran darah dan sifat-sifatnya, termasuk sifat seluler dan komponen plasmanya, serta hubungannya dengan sirkulasi.
Di depan para dokter dan pemerhati kesehatan, Nur Rasyd, menjelaskan alat untuk memeriksakan kekentalan (Vikositas) dari darah dan plasma dengan menggunakan tabung mikrokapiler.
“Prinsipnya, adalah dengan mengukur kecepatan aliran darah di dalam tabung mikrokapiler, serupa seperti di pembuluh darah kecil (kapiler) melewati suatu jarak tertentu dan dideteksi menggunakan sistem laser,” jelas dokter Nur Rasyd, di depan para hadirin yang juga dihadiri oleh Wakil Menteri Kesehatan RI, dr. Dante Saksono Harbuwono, Sp.PD-KEMD, Ph.D, dan Dekan FKUI, Prof. Dr.dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, FINASIM,FACP, di Aula Gedung IMERI/FKUI, Salemba, Jakarta, Selasa, (10/10/2023).
Alat pemeriksaan kekentalan darah NMD ini ujarnya, diproduksi sebagai bagian dari upaya untuk berkontribusi pada penapisan perubahan kekentalan atau viskositas darah, deteksi dini. Selain itu kemungkinan terjadinya beberapa penyakit akibat peningkatan viskositas darah atau plasma, seperti pada stroke, kelainan jantung, kemungkinan risiko terjadinya trombosit, kelainan iskemik pada organ lain akibat peningkatan kekentalan darah yang akan menyebabkan perlambatan aliran darah dan gangguan penghantaran oksigen serta unsur lain ke organ tersebut.
Adapun kegunaan alat NMD ini menurut dokter Nur Rasyd, antara lain: pertama, untuk skrining awal di fasilitasi kesehatan awal primer untuk kecurigaan terhadap pasien yang mengalami kekentalan darah dan plasma yang dapat menyebabkan kelainan lebih lanjut di kemudian hari.
Kedua, skrining untuk kondisi hiperviskositas yang dapat dikaitkan dengan stroke, kelainan jantung/hipertensi, kelainan metabolik lain seperti Diabetes Mellitus, hiperlipedemia, hiperusemia, serta pada pengidap faktor risiko lain.
Sedangkan ketiga, memilih pengobatan dan monitoring yang tepat berdasarkan kadar kekentalan darah atau plasma.
Nur Rusyd menyatakan bahwa viskositas darah dipengaruhi oleh faktor seluler dalam darah serta komponen yang ada plasmanya. Viskositas darah seseorang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, pada orang normal, viskositas dapat meningkat pada perokok dan usia tua.
Pada kondisi gangguan aliran darah di otak, viskositas darah juga dapat meningkat. Pada penderita Transient Ischemic Attack (TIA) didapatkan peningkatan viskositas sebesar 34% dan pada penderita stroke iskemik serebral regional atau global termasuk gangguan perfusi serebral dan gangguan metabolisme seluler yang dapat mengakibatkan kerusakan sel otak secara sementara atau permanen. Proses patofisiologinya berhubungan erat dengan interaksi antara darah, pembuluh darah dan dengan kekentalan darah (viskositas darah).
Hiperviskositas darah merupakan salah satu faktor yang memengaruhi aliran darah otak, di samping nilai hematokrit yang tinggi, peningkatan agregasi sel darah merah hiperaktivitas platelet, interaksi darah dan pembuluh darah serta metabolisme sel otak.
“Diharapkan alat NMD ini dapat digunakan sebagai alat penapis di masyarakat tentang kondisi viskositas darah dan plasma untuk klinik, Puskesmas laboratorium, rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain serta penelitian lapangan dan lain-lain,” tutupnya. (Ahmad Djunaedi)