SUARAINDONEWS.COM, Ankara-Setidaknya empat orang tewas dan beberapa lainnya hilang setelah Topan Gabrielle menyebabkan banjir dan longsor dan membuat ratusan orang mengungsi di sejumlah wilayah di Selandia Baru, menurut media pemerintah pada Rabu.
Empat jenazah, termasuk seorang anak, ditemukan di beberapa wilayah yang terkena hantaman topan tersebut, menurut laporan Radio New Zealand (RNZ).
Perdana Menteri Chris Hipkins mengatakan operasi pencarian sedang berlangsung untuk mencari warga yang hilang,
“Duka cita atas orang terkasih yang meninggal dunia tidak bisa dibayangkan,” kata perdana menteri yang dikutip RNZ.
Hipkins mengatakan bahwa kerusakan terjadi secara luas dan menambahkan hujan deras akan terus melanda pusat Selandia Baru hingga Kamis dengan naiknya gelombang laut di Pesisir Timur.
Sejauh ini, lebih dari sembilan ribu orang mengungsi dan sekitar tiga ribu orang telah dipindahkan ke pusat pertahanan sipil.
Pemerintah juga menggerakkan tentara untuk membantu mereka yang terdampak dan Hipkins mengatakan ada lebih dari 700 prajurit dari Angkatan Pertahanan Selandia Baru yang diturunkan dalam upaya itu.
“Tentara membawa tim dukungan logistik terdiri dari 100 tentara dan 30 kendaraan yang dikerahkan ke Teluk Hawke. Tiga helikopter NH90 melakukan evakuasi di Teluk Hawke hari ini,” kata Hipkins.
Selasa kemarin, Selandia Baru mengumumkan keadaan darurat nasional di enam wilayah yaitu Northland, Auckland, Tairawhiti, Bay of Plenty, Waikato dan Teluk Hawke.
Ini kali ketiga dalam sejarah Selandia Baru menyatakan keadaan darurat nasional. Pertama kali keadaan ini diumumkan akibat gempa pada 2011 dan kemudian pada 2020 selama pandemi COVID-19.
Jalanan di wilayah terdampak tetap ditutup, sementara layanan telekomunikasi juga terkena imbasnya.
Topan tersebut juga mengganggu layanan penerbangan dan membuat ratusan pelancong terjebak di bandara.
Namun, Hipkins mengatakan bahwa mereka kembali membuka bandara Napier dan Gisborne hari ini dan Air NZ akan mengerahkan penerbangan bantuan khusus membawa bantuan komunikasi, pasokan darurat dan petugas operasional bandara menuju Gisborne. (ANT/RF)