SUARAINDONEWS.COM, Jakarta-Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti berpendapat memperbanyak rapid test sangatlah penting, karena memasuki fase menuju new normal di sejumlah daerah dalam menghadapi Covid-19, jumlah kasus terkonfirmasi terus meningkat setiap harinya sangat tinggi.
Menurut Dyah Roro, dengan test massal lebih banyak dan cepat, maka mereka yang terdeteksi terpapar virus Corona dapat segera diisolasi dan ditangani sehingga tidak menyebar dan menular luas.
“Yang perlu dihindari adalah penyebaran massal. Penyebaran virus Corona ini sangat mungkin dilakukan oleh mereka yang tergolong carrier, namun tidak menunjukkan gejala apa-apa. Maka salah satu langkah konkrit adalah melakukan lebih banyak testing agar dapat mendeteksi dengan baik,” kata Roro yang juga Anggota BKSAP DPR RI ini dalam keterangan tertulisnya, Rabu (17/6/2020).
Roro mengungkapkan pertambahan kasus Covid-19 per Senin (15/6/2020) pukul 12.00 WIB, sejumlah 1017 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi saat ini sejumlah 39.294 kasus dari hasil pemeriksaan 8776 spesimen.
Roro menambahkan Komisi VII DPR RI telah menginisiasi rapat gabungan antara Komisi VI, Komisi VII, dan Komisi IX untuk mendesak Menristek/Kepala BRIN RI, Menteri Kesehatan RI, Menteri Perindustrian RI dan Menteri BUMN RI untuk meningkatkan koordinasi secara menyeluruh dan terintegrasi dalam percepatan penanganan wabah Covid-19 di Indonesia.
“Khususnya dalam mempercepat produksi alat kesehatan dalam negeri per tanggal 5 Mei 2020 lalu,” kata politisi Partai Golkar ini.
Selain itu, lanjutnya, Komisi VI, Komisi VII, dan Komisi IX juga mendesak Menristek/Kepala BRIN RI, Menteri Kesehatan RI, Menteri Perindustrian RI, dan Menteri BUMN RI, hingga Kepala BPPT, Kepala LIPI, Kepala LAPAN dan Direktur LBM Ejjkman untuk segera mempercepat realisasi produksi massal alat pendeteksi Covid-19, yaitu PCR Test Kit, Test Kit berbasis RT Lamp Turbidimetri, dan Kolorimetri, serta non PCR Rapid Diagnostic Kit (RDT): Ventilator, Mobile BSL-2 Laboratory, Powered Air Purifying Respirator, dan Alat Pelindung Diri (APD) untuk mempercepat implementasi penanganan Covid-19.
“Semua itu sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2020, ” ujarnya.
Pada Juni 2020, direncanakan 40.000 RDT kit untuk didistribusikan diantaranya ke rumah sakit-rumah sakit. Pada Juli-Agustus 2020, ditargetkan 100.000–500.000 perangkat RDT yang akan diproduksi massal oleh PT. Hepatika Mataram, BPPT, dan industri lain.
“Melihat kenyataan di lapangan saat ini, Pemerintah harus mendistribusikan segera alat rapid test yang sudah teruji dan berizin edar ke wilayah yang kasus Covid-19-nya masih tinggi, seperti Jawa Timur,” ujar Roro. (EK)