SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, membacakan puisi terkait miris hatinya melihat agresi Israel di Jalur Gaza, Palestina. Retno di panggung “Aksi Akbar Aliansi Rakyat Indonesia Bela Palestina” di Monas, Jakarta Pusat, Minggu (5/11/2023) mengatakan, anak-anak Palestina itu menangis karena terluka.
“Dia tidak bisa berkata
Ia tidak tahu dimana bapak-ibunya
Setiap sepuluh menit, satu anak wafat
Ribuan orang tua kehilangan anak
Tak terbilang berapa ribu anak kehilangan orang tuanya”
Dalam puisinya yang berjudul “Palestina Saudaraku”, Retno melanjutkan bait berikutnya terkait penanda pada setiap tangan tertulis nama warga Palestina.
“Karena mereka tidak ingin mati tanpa penanda”
kata Retno dalam puisi tersebut.
Dalam bait selanjutnya, puisi itu membahas terkait kondisi sosial-ekonomi warga Palestina yang hancur berantakan.
“Membuat mereka bertanya-tanya, kapan kekejaman ini akan berhenti dan kapan keadilan itu akan menghampiri”.
Retno mengajak seraya berikrar sebagai warga Indonesia bahwa “aku dan Indonesiaku pantang mundur, akan terus membantu“.
Retno mengatakan Indonesia akan terus bersama Palestina sampai penjajah itu enyah dari rumah-rumah warga Palestina.
“Palestina
Kau adalah Saudaraku
Dan aku, Indonesiaku akan selalu bersamamu”
Ajakan itu direspons massa Aksi Bela Palestina di Monas dengan bertakbir, “Allahu akbar!” Allah Maha Besar!“
Retno bukan satu-satunya pejabat kementerian yang hadir di aksi tersebut.
Dalam aksi itu, terdapat Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Agama Yaqut Cholil hingga Ketua Prakarsa Persahabatan Indonesia-Palestina Din Syamsudin.
Hadir juga mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Ketua DPR RI Puan Maharani, dan mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dalam pantauan infoPublik, ribuan massa sudah memadati Monas sejak pukul 06.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).
Anak-anak sampai orang dewasa terlihat antusias dalam mendukung perjuangan bangsa Palestina.
Massa membubarkan diri dari kawasan Monas sekitar pukul 10.30 WIB.
Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza menyatakan, sedikitnya 9.488 orang tewas, termasuk 3.900 anak-anak dan 2. 326 wanita sampai Sabtu (4/11/2023).
Selain itu, dilaporkan sejumlah 32.000 orang lainnya terluka.
Sementara itu, di wilayah pendudukan Tepi Barat, Palestina, korban tewas mencapain 139 orang, 2.100 orang terluka, serta 1.960 orang ditahan oleh Israel sampai Jumat (3/11/2023).
Sedangkan, jumlah warga Israel yang tewas mencapai sedikitnya 1538 orang, termasuk 333 tentara dan 58 polisi, serta 5. 431 terluka.
Seperti dilansir sejumlah sumber, Hamas-gerakan Islam dan nasionalisme Palestina yang menentang pendudukan Zionis- telah meluncurkan ribuan roket dari Jalur Gaza ke Israel dan melakukan serangan langsung ke beberapa lokasi di Israel, Sabtu (7/10/2023).
Hamas mengklaim, serangan dengan nama Operasi Badai Al Aqsa itu untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi. Serangan itu juga disebut balasan atas tindakan provokatif Israel di situs suci Yerusalem dan terhadap warga Palestina yang ditahan.
Sementara itu, Pasukan Israel tak tinggal diam dan membalas serangan Hamas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi. Operasi ini menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza.
Gaza adalah wilayah Palestina yang pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman, sebelum diduduki oleh Inggris dari 1918 hingga 1948, dan Mesir dari tahun 1948 hingga 1967. (Akhirudin)