SUARAINDONEWS.COM, Jakarta – Sebagai penggerak literasi di lingkungan Sekretariat Jenderal (Setjen) MPR RI, Perpustakaan MPR RI kembali menggelar Literasi Kreatif. Bertajuk ”Membuat Chunky Knit Pillow”, seluruh peserta yang merupakan pegawai Setjen MPR RI ini dilatih untuk teliti dan kreatif.
Kegiatan yang dilaksanakan di Plaza Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/8/2025) ini sekaligus menumbuhkan kreativitas, kesabaran, hingga peluang usaha dari keterampilan tangan.
Sekretaris Jenderal MPR RI, Siti Fauziah menyampaikan bahwa kegiatan literasi kreatif merupakan bentuk nyata bahwa perpustakaan bukan hanya tempat membaca, tetapi juga ruang kreasi, eksplorasi, dan pemberdayaan.
Menurutnya, kegiatan yang dilatih oleh Elvina Taher dari Luang Kreatif Studio ini juga bukan hanya menghasilkan karya, namun juga menjadi sarana melepas penat sekaligus melatih motorik dan daya pikir.
“Merajut itu melatih kesabaran. Kalau tidak sabar, hasilnya tidak akan selesai. Selain itu, dari kegiatan ini muncul inovasi, karena setelah belajar dasar-dasarnya, kita bisa mengembangkan berbagai pola dan produk baru,” ujarnya.
Dari seutas benang, peserta belajar menyusun pola hingga menghasilkan karya yang memiliki nilai seni sekaligus potensi ekonomi.
“Kegiatan seperti ini sangat bermanfaat, bukan hanya melihat hasil akhirnya, tetapi juga proses yang melatih kesabaran, kreativitas, dan daya ingat. Harapannya, kegiatan literasi kreatif bisa berlangsung terus dan berkembang di tahun depan,” ujar perwakilan penyelenggara.
Ia menambahkan, ke depan program ini tidak hanya diperuntukkan bagi karyawati, tetapi juga melibatkan karyawan laki-laki.
“Jangan hanya perempuan, tetapi pegawai laki-laki juga bisa terlibat, misalnya dalam kegiatan seperti barista. Itu pasti menarik,” tambahnya.
Selain memberi keterampilan baru, kegiatan literasi kreatif juga dipandang sebagai ilmu yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, bahkan bisa menjadi peluang usaha.
“Ini bukan hanya untuk hari ini, tetapi ilmu yang bisa kita pakai dan suatu saat bisa menjadi penghasilan,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Sistem Informasi MPR RI, Anies Mayangsatri, S.IP., M.E,menyampaikan bahwa kegiatan literasi kreatif ini sekaligus dapat mendayagunakan koleksi yang ada agar lebih dimanfaatkan oleh Pemustakanya dan meningkatkan minat baca serta kunjungan ke Perpustakaan MPR RI.
“Oleh karena itu, kegiatan literasi kreatif akan fokus pada transfer informasi dari buku dengan mengimplementasikan langsung. Dengan demikian, Pemustaka bisa mempraktikan langsung apa yang ada di buku dan mempelajari dari pakarnya langsung,” ujarnya.
*Lebih Gampang Menyuntik*
Pegawai dari Poliklinik MPR RI, turut ambil bagian dari kegiatan ini, Jenny Hasianni Octavianty dan Firda Faradillah, mengaku mendapat banyak pengalaman baru dari pelatihan tersebut.
Menurut Jenny, kegiatan merajut memberikan tantangan tersendiri karena membutuhkan kesabaran dan ketelitian tinggi.
“Melatih motorik halus, kesabaran, dan ketelitian. Ternyata lebih sulit dari yang dibayangkan, bahkan saya sempat berpikir lebih gampang menyuntik pasien daripada merajut,” ujarnya dengan antusias.
Meski awalnya merasa kesulitan, Jenny mengaku senang akhirnya bisa menghasilkan karya dengan bantuan instruktur. Ia menilai kegiatan ini tidak hanya menyenangkan, tetapi juga membuka ruang kreativitas baru.
Senada, Firda menilai pelatihan ini sebaiknya bisa diikuti lebih banyak peserta karena antusiasme pegawai cukup tinggi.
“Harapannya pesertanya lebih banyak, soalnya banyak teman yang juga berminat. Kalau bisa, waktunya juga ditambah supaya lebih maksimal,” katanya.
Kegiatan literasi kreatif ini diharapkan menjadi agenda berkelanjutan di lingkungan MPR RI, karena selain memberi keterampilan, juga mampu meningkatkan semangat berkarya di kalangan pegawai.
(Anton)