SUARAINDONEWS.COM, Jakarta — Pemegang saham Bank Syariah Nasional (BSN), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), buka suara soal kemungkinan BSN melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Utama BTN Nixon L.P. Napitupulu menegaskan, IPO belum menjadi prioritas dalam waktu dekat. Namun, ia tidak menutup peluang BSN untuk melakukan penawaran saham perdana di masa depan.
“Kita lihat nanti, kan masih baru akuisisi, baru mau spin-off. Ya IPO menurut saya juga lihat 2-3 tahun kinerja lah ya,” kata Nixon.
Injeksi Modal Rp 6,5 Triliun
BTN berkomitmen memperkuat permodalan BSN dengan menyuntik dana sebesar Rp 6,5 triliun. Dengan tambahan modal ini, total aset BSN diproyeksikan mencapai Rp 68–70 triliun pada akhir 2025.
Nixon merinci, setelah pemisahan Unit Usaha Syariah (UUS), modal awal BSN berasal dari:
- Kas Rp 1,6 triliun yang sudah tercatat di BSN.
- Dana sekitar Rp 4 triliun di neraca UUS (rekening antar kantor/RAK).
- Tambahan setoran Rp 1–1,5 triliun yang akan disuntikkan usai spin-off.
Dengan modal tersebut, BTN menargetkan rasio kecukupan modal (CAR) BSN terjaga di level 18%–20%.
Spin-Off Rampung Akhir Oktober
BTN memastikan proses spin-off UUS BTN ke BSN akan tuntas pada akhir Oktober atau awal November 2025. Setelah itu, BSN akan beroperasi penuh sebagai bank umum syariah.
Sebelumnya, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Victoria Syariah (BVIS) resmi menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank Syariah Nasional (BSN). RUPSLB juga menetapkan susunan direksi baru sebagai bagian dari transformasi perusahaan.
Corporate Secretary BSN, Dody Agoeng, menegaskan bahwa perubahan identitas dan struktur kepengurusan menjadi tonggak penting dalam memperkuat arah bisnis BSN pasca-spin-off.
“Dengan identitas serta direksi baru, BSN siap melangkah lebih jauh dan bergabung bersama BTN Syariah yang direncanakan akan melakukan spin-off pada tahun ini,” ujar Dody.
(Anton)